Laporan Wartawan Tribunnews.com, Glery Lazuardi
TRIBUNNEWS.COM, - Rivalitas pelatih klub sepak bola menjadi cerita lain dari sebuah pertandingan. Tak hanya sekedar adu taktik dan strategi, tetapi pertemuan ini terkadang syarat gengsi dan masing-masing pelatih ingin menjadi yang terbaik. Perseteruan ini menjadi bumbu permainan.
Insiden dorongan pelatih Arsenal Arsene Wenger terhadap Pelatih Chelsea, Jose Mourinho jadi sorotan utama pekan ini. Namun, bicara soal rivalitas antarpelatih, perseteruan antara Josep Guardiola dan Jose Mourinho dinilai paling wahid di pentas sepak bola sejagat.
Persaingan dimulai ketika The Special One – julukan Jose Mourinho, pergi meninggalkan Inter Milan pada Juni 2010, kemudian memutuskan hengkang ke Real Madrid. Kedatangan manajer asal Portugal itu memanaskan derby paling besar di Spanyol, yakni antara Real dan Barcelona di El Clasico.
Dua tahun lamanya mereka bersaing menjadi yang terbaik, setidaknya ada 19 pertemuan. Guardiola mendominasi dengan tujuh kali menang, sedangkan Mourinho membukukan lima kemenangan, tujuh laga lainnya berakhir imbang.
Akhir musim 2011-2012, Guardiola mundur sebagai pelatih El Barca. Persaingan dengan Mourinho pun terhenti. Akan tetapi, nasib mempertemukan mereka. Josep Pep Guardiola dan Jose Mourinho bertemu di Piala Super Eropa 2013. Kedua pelatih menangani tim berbeda.
Guardiola menangani Bayern Muenchen, yang sukses menjuarai Liga Champions 2012-2013, sementara Chelsea yang berstatus sebagai juara Liga Europa memilih Mourinho sebagai manajer. Hasilnya, mereka bertemu di Piala Super Eropa, Sabtu (31/8/2013) di Edena Arena Praha.
Bayern Muenchen berhak meraih trofi tertinggi di kompetisi antar klub Eropa itu setelah mengalahkan Chelsea 2-2 (5-4) melalui tendangan adu penalti.