Laporan Wartawan Tribunnews.com, Glery Lazuardi
TRIBUNNEWS.COM, HAMPSHIRE - Southampton mencatat rekor kemenangan terbaik di Premier League saat menghancurkan Sunderland 8-0 di pekan kedelapan Premier League di St. Mary’s Stadium, Sabtu (18/10). Tim berjuluk The Saints terakhir menang dengan margin delapan gol atas Northampton Town pada 1921.
Klub asal Hampshire itu merupakan tim ke-14 yang mencetak lebih dari tujuh gol dalam pertandingan Premier League (telah terjadi 33 kali). Tetapi, Soton tidak mampu menyamai Manchester United dan Tottenham Hotspur yang mencetak sembilan gol dalam satu laga yang merupakan rekor gol terbanyak.
Sejarah mencatat Sunderland sudah pernah kalah 8-0 dalam empat kali laga, dengan margin yang sama saat melawan Sheffield Wednesday pada 1911, West Ham United pada 1968, dan Watford pada 1982.
Graziano Pelle mencetak gol kelima dan keenam dari enam pertandingan, sedangkan man-of-the match, Dusan Tadic membuat sebuah gol dan empat asis. Mereka menekankan kepada penggemar The Saints tidak perlu khawatir atas kepergian Rickie Lambert dan Adam Lallana ke Liverpool.
“Saya senang, sedikit shock. Skor 8-0 bukan hasil normal. Saya terkejut setelah 20 menit, kami unggul 2-0. Beruntung dengan yang pertama, gol bunuh diri, memberikan kami sedikit kepercayaan diri dan kami terbangun setelah itu,” ujar manajer Southampton, Ronald Koeman di BBC Sport.
Pada laga ini pemain asal Argentina, Santiago Vergini, menciptakan salah satu gol bunuh diri spektakluer di sejarah Premier League usai melepaskan tendangan voli dari jarak cukup jauh 18 yard. Gol ini disusul Graziano Pelle menit ke-18 dan Jack Cork dari tembakan jarak dekat menit ke-37.
Liam Bridcutt membuat gol bunuh diri kedua Sunderland menit ke-63, kemudian disusul Pelle yang kembali mencetak gol menit ke-69. Tak berhenti di situ, kiper Sunderland, Vito Mannone malah memberi umpan kepada Dusan Tadic yang tak ayal menciptakan gol keenam menit ke-78.
Hanya berselang satu menit, Victor Wanyama membuat kedudukan menjadi 7-0 dan Sadio Mane mengunci kekalahan Sunderland terbesar dalam 32 tahun terakhir setelah memasukkan bola menit ke-86.
Hasil ini menjaga posisi Southampton tetapi di peringkat ketiga dengan koleksi 16 poin terpaut enam poin dari pemuncak klasemen Chelsea. Sementara, Sunderland menempati posisi ke-17 dengan delapan poin atau hanya berjarak satu strip dari zona degradasi.
“Saya tidak dapat menjelaskan apa yang terjadi. Saya akan memberitahu para pemain untuk menjelaskan (penyebab kekalahan,-red). Mungkin mereka memiliki kata-kata yang lebih baik. Aku tidak,” tutur manajer Sunderland, Gustavo Poyet.