TRIBUNNEWS.COM - Siapa sih yang mau menderita kekalahan dalam 2 minggu berturut-turut? Begitu juga dengan Sunderland. Maka tak mengherankan jika para pemain Black Cats (Kucing Hitam), julukan Sunderland, sedang kesal-kesalnya setelah dikalahkan Arsenal 0-2, Sabtu (25/10/2014) malam WIB.
"Ruang ganti sedang penuh atmosfer kemarahan," kata Gus Poyet, Pelatih Sunderland, dalam jumpa pers yang dilansir Sunderland Echo.
Menurut Poyet, kemarahan itu muncul karena para pemain sudah bermain baik dalam menghadapi Arsenal, jauh lebih baik dari yang mereka mainkan saat dibantai Southampton 8-0 pekan sebelumnya. "Mereka sudah mencoba bangkit dari kekalahan minggu lalu, tapi ada dua kesalahan itu," kata Poyet.
Kesalahan yang dimaksud tentu saja adalah backpass Wes Brown yang bisa disambar Alexis Sanchez dan berubah menjadi gol pertama Arsenal, serta kesalahan Vito Mannone yang membuat Arsenal menambah gol di masa tambahan waktu.
Poyet memang menyayangkan dua kesalahan itu, yang membuat rekornya tak terkalahkan di Stadium of Light menjadi pecah. Kini pelatih asal Uruguay itu mempunyai PR (pekerjaan rumah) membangkitkan lagi semangat para pemainnya dan melupakan kekalahan besar itu.
"Meski kami coba melupakan kekalahan di Southampton, saya masih melihat tim saya bermain dengan tegang di babak pertama. Mereka memang lebih rileks di babak kedua, tapi Arsenal adalah tim yang lebih bagus dar kami. Kalau saja kami lebih rileks di daerah lawan...," katanya tanpa menyelesaikan kalimat.
Ironisnya, menurut Sunderland Echo, Poyet melanggar aturan yang dibuatnya saat dia melatih Sunderland untuk kali pertama, yakni jangan meminta maaf di kamar ganti atas kesalahan di lapangan. Menurut dia, kebiasaan minta maaf akan membuat kesalahan itu jadi sepele dan bisa dilakukan lagi.
Hanya saja, seusai dibantai Southampton, Poyet merasa sangat bersalah dan dia meminta maaf. Apakah kesalahan Brown dan Mannone kemarin adalah akibat dari Poyet melanggar aturan tersebut?
Baca di Koran Super Ball, Senin (27/10/2014)