TRIBUNNEWS.COM - Sepak bolah gajah, sengaja tak mau menang demi kepentingan tertentu dalam sebuah laga sepak bola memang hal yang memalukan. Pemain di lapangan, khususnya sang aljogo, jadi orang yang paling disalahkan atas matinya semangat fair play.
Namun benarkah itu kehendak mereka? Bukankah mereka hanya mengikuti instruksi? Hal itu yang coba diungkapkan mantan pemain timnas Indonesia, Mursyid Effendi.
Mursyid memiliki pengalaman serupa saat dirinya mencetak gol bunuh diri di Piala Tiger 1998 ke gawang Thailand. Indonesia saat itu ingin kalah karena menghindari Vietnam di semifinal.
"Gol bunuh diri apalagi sampai lebih dari satu biasanya sudah terencana. Ada aktor di balik itu," katanya.
Oleh karena itu, menurut Mursyid tidak fair jika PSSI menghukum para pemain secara berlebihan. PSSI harus fokus mengusut aktor dan penyebab hal itu terjadi. Berdasarkan pengalamannya, aktor gol bunuh diri tidak bakalan diusut sampai tuntas.
"Sama dengan kasus saya di Piala Tiger. Saya yang dimatikan kariernya tetapi otak di balik itu tidak pernah diadili dan dihukum," tegasnya.
Sedianya, hari ini Selasa (28/10/2014) Komdis PSSI menggelar sidang sepak bola gajah yang dipertontonkan PSS Sleman dan PSIS Semarang pada babak 8 besar Divisi Utama.
CEO PT Liga Indonesia, Joko Driyono mengatakan, jika terbukti dengan pelanggaran fairplay, ancaman hukumannya adalah skorsing pelaku dan tim didiskualifikasi.