Laporan Wartawan Harian Super Ball, Syahrul Munir
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Mantan pelatih kiper Tim Nasional Indonesia U-19 Jarot Supriadi mengatakan pertumbuhan sekolah sepak bola (SSB) di berbagai kota/provinsi mulai marak.
Pertumbuhan SSB ini menjadi keuntungan tersendiri dalam pembinaan terutama soal regenerasi pemain usia muda. Sayang, dalam prakteknya SSB membutuhkan polesan agar menghasilkan bibit baik.
"SSB sudah menjamur sekarang. Hanya saja, dalam prakteknya masih perlu sedikit dibina," ujar Jarot Supriadi kepada Harian Super Ball.
Jarot mengatakan beberapa SSB khususnya yang membina usia 12 tahun ke bawah (U-12) memeraktekan latihan yang kurang tepat sehingga membuat siswanya jenuh dan meninggalkan lapangan.
Seperti terlalu berlebihan memberikan instruksi sehingga siswa bermain tidak nyaman. "Harusnya di usia itu pelatih mengarahkan sesuai kesenangan anak. Jadi biarkan dia bermain sesuai seleranya, pelatih sekedar memberi instruksi saja," ujarnya.
Selain itu, beberapa SSB yang mengaggap posisi kiper sebagai pemain pelengkap. Padahal, kata dia posisi penjaga gawang itu memiliki peran penting dan membutuhkan porsi latihan khusus dan berbeda dengan pemain lapangan.
"Posisi kiper ada yang memandang sebelah mata sehingga latihannya masih digabung dengan pemain lain. Tapi tak sedikit juga yang sudah latihan terpisah," ujarnya.