Laporan Wartawan Harian Super Ball, Syahrul Munir
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Mantan pemain nasional Simson Rumah Pasal mengatakan malu melihat permainan dua laga Tim Nasional Indonesia senior di Piala AFF 2014, saat menghadapi Vietnam dan Filipina. Skuat Merah-Putih ini dinilai bek kanan andalan tim nasional era 80-an ini kurang fight dan lebih banyak menunggu bola dalam menghadapi lawan. Beberapa pelanggaran yang dilakukan pemian pun tidak mencirikan pemian profesional.
"Pemain kita kemarin terlihat lebih banyak menunggu. Kenapa bisa begitu. Kurang fight dalam menghadapi lawan," ujar Simson Rumah Pasal kepada Harian Super Ball.
Simson juga mengkritisi sikap kapten Firman Utina yang menubruk striker Vietnam dalam kotak pinalti saat laga perdana. Keputusan menjatuhkan penyerang di daerah kotak pinalti itu dinilai kurang tepat karena posisinya saat itu masih ada penjaga gawang.
"Kenapa harus ditubruk dari belakang. Kemungkinan gol masih tipis karena ada kiper. Atau kenapa tidak dilewati dari pinggir?" ujarnya.
Saat ditanya kendala fisik lemah yang menjadi penyebab kekalahan, Simson tidak sependapat. Ia mengatakan lemah fisik itu bisa disiasati dalam latihan. Apalagi, skuat Merah-Putih ini merupakan pemain profesional yang mayoritas senior.
"Kalau fisik kan bisa diasah di latihan. Tidak bisa, mereka itu pemain profesional yang sebentar lagi pensiun. Jadi sudah pengalaman dan bukan pemain baru," ujarnya.
Simson menambahkan Indonesia bisa menahan imbang 2-2 tuan rumah Vietnam itu pun karena keberuntungan. Alasannya, gol yang diciptakan oleh Samsul Arif Munip itu bukan karena strategi, akan tetapi lebih pada faktor untung. "Gol itu hanya keberuntungan saja," ujarnya.
Simson menuturkan perbedaan pemain sekarang dengan zamannya itu pada mental dan disiplin. Bek kanan andalan Indonesia itu mencontohkan pola hidup pemain di eranya itu mengikuti anjuran pelatih. "kapan kita makan, istirahat, latihan sampai berhubungan pun terjadwal," ujarnya.