Laporan Wartawan Harian Super Ball, Jun Mahares
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Buruknya pondasi pembinaan klub internal menjadi penyebab utama kegagalan Persija Jakarta dalam meraih juara dalam satu dekade terakhir. Minimnya loyalitas pemain pun ikut menunjang sulitnya mendatangkan prestasi. (Baca juga:Khawatir Tergeser, Dany Saputra Pindah ke Persebaya)
Presiden Persija, Ferry Paulus, pun mengamini hal tersebut. Menurut Ferry, minimnya kualitas kompetisi internal ditambah infra struktur, ikut memengaruhi kegagalan sepak bola Jakarta secara keseluruhan. "Pondasi klub internal kita belum sesuai harapan. Kompetisi yang digulirkan tidak berjenjang, bahkan klub internal lebih banyak didominasi pemain di atas 20-30 tahun, bukan para pemain usia dini," kata Ferry saat berbincang dengan Harian Super Ball di Jakarta, belum lama ini.
Tidak semua klub internal yang tergabung dalam organisasi Persija memiliki sekolah sepak bola. Itu terjadi karena para orangtua siswa lebih memercayai SSB ternama di luar klub internal Persija. Minimnya infrastruktur yang dimiliki masing-masing klub internal juga menjadi kendala. Tidak hanya itu, sebagian besar pelatih klub internal tidak memiliki lisensi formal untuk mendukung konsep pembinaan.
"Seluruh pemain, baik di level Divisi Utama dan Divisi I wajib dibatasi usianya, selama ini kan bebas saja. Persija juga mewajibkan setiap klub dibawahnhya memiliki SSB untuk kelanjutan pembinaan klub itu sendiri," ujar Ferry.
Pada era 80-an ke atas, sebagian besar pemain Persija diambil dari klub-klub internal. Sejumlah legenda Persija seperti Anjas Asmara (PS Jayakarta), Suaib Rizal (Indonesia Muda), hingga Patar Tambunan (Hercules) merupakan pemain gemblengan dari klub internal.
Kini, hanya satu personel Persija yang lahir dari rahimnya sendiri. Penjaga gawang Adixi Lenzivio (Menteng FC) memang sukses menembus tim elite Persija. Namun, ia pun harus bersaing keras dengan talenta dari luar Jakarta. Kedatangan Rahmad Darmawan yang memanggul beban target juara, dibarengi dengan kehadiran sejumlah pemain bintang dari luar Jakarta.
"Langkah ini harus kita ambil karena memang belum dapat pemain yang berkualitas dari klub internal. Pembenahan tidak bisa dilahirkan secara instan. Tapi, mungkin beberapa tahun ke depan Persija bisa memunculkan bintang dari daerahnya sendiri," kata Rahmad Darmawan.