News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Martapura FC Gugat Keabsahan Pemain Persiwa: Minta Tunda Penetapan Klub ISL

Editor: Hasiolan Eko P Gultom
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

PEMAIN yang bergabung dengan Martapura FC di Divisi Utama 2014 setelah menjalani seleksi di Jakarta dan Martapura. Tahun depan seleksi pemain dilakukan di Jakarta dan Sidoarjo.

Laporan Wartawan Metro Banjar, Frans Rumbon

TRIBUNNEWS.COM, BANJARMASIN - Kekalah Martapura FC dari tim asal Papua, Persiwa Wamena pada semifinal Divisi Utama 2014 lalu, di Sidoarjo, Jawa Timur, yang menyebabkan gagalnya Laskar Demang Lehman berlaga di ISL beberapa waktu lalu, berujung gugatan.

Tim Martapura FC melayangkan gugatan ke PSSI agar penetapan 20 klub peserta ISL 2015 ditunda sebelum ada kepastian hasil gugatan yang mereka ajukan.

Gugatan yang dilayangkan pada 4 Desember lalu, dilakukan karena karena tim Persiwa Wamena yang mendapat 'hadiah' tiket ke semifinal Divisi Utama 2014 dan menjadi runner up diduga memainkan pemain tidak sah.

Pemain yang dimaksud adalah kapten Persiwa Wamena yakni Pieter Rumarophen. Pieter  sebelumnya mendapatkan sanksi larangan bermain seumur hidup dari Komdis PSSI karena melakukan pemukulan kepada wasit saat masih berlaga di kompetisi ISL 2012/2013. Keputusan itu tertuang dalam surat nomor 44/KEP/KD/ISL/IV 13 tertanggal 24 April 2013.

Namun, Ketua Komisi Banding (Komding) PSSI Muhammad Muhdar pada 23 Mei 2013 merevisi sanksi kepada Pieter dari larangan seumur hidup menjadi larangan satu tahun aktif di sepak bola nasional dan denda Rp 100 juta dibayar.

Pieter atau klubnya diminta untuk segera menyelesaikan denda sampai 31 Mei 2013, dan jika tidak diselesaikan maka  Pieter akan dianggap ilegal dan tidak boleh beraktivitas di sepak bola nasional lagi.

Berdasarkan putusan hukuman setahun lamanya itu, seharusnya Pieter tidak boleh ikut berlaga bersama Persiwa Wamena sampai 23 Mei 2014.

Namun faktanya, sebelum masa sanksinya berakhir (23 Mei 2014) ternyata Pieter sudah kembali tampil memperkuat Persiwa Wamena berlaga di Divisi Utama 2014 di penyisihan Grup 8.

Diputaran pertama Divisi Utama 2014 Grup 8, Persiwa menjalani tujuh laga sebelum masa sanksi Pieter habis.  Dan ternyata Pieter sudah tampil sebanyak enam kali membela timnya di putaran pertama sebelum tanggal 23 Mei 2014 atau masa saksinya habis ini.

Pieter tercatat tampil membela Persiwa pada 15 April melawan Yahukimo FC, 19 April melawan Persifa Fakfak, 25 April melawan Persigubin Gunung Bintang, 29 April melawan Perseka Kaimana, 7 Mei melawan Persewon Wondama, 11 Mei melawan Persidafon, dan 20 Mei melawan PSBS Biak.

Berdasarkan regulasi dan manual Divisi Utama 2014 pasal 33 point 2, dijelaskan bahwa seorang pemain dinyatakan tidak sah jika dalam status hukuman.

Atas dasar data dan fakta yang ada, maka manajemen Martapura FC memohon dilakukan peninjauan ulang keabsahan penetapan Persiwa Wamena dalam laga semifinal Divisi Utama 2014. 

Apalagi seperti diketahui di babak delapan besar, Persiwa pun juga terbukti satu kali 'mangkir' menjalani sebuah pertandingan sehingga kalah WO.

Gugatan pun dituangkan oleh manajemen Martapura FC dalam sebuah surat nomor 114/MFC/Adm/XII/2014, yang dilayangkan 4 Desember 2014 kepada CEO PT Liga Indonesia dan ditembuskan kepada Pengurus Pusat PSSI, Komisi Disiplin PSSI dan juga Komisi Banding.

Tidak hanya itu, manajemen Martapura FC pun rupanya juga mengajukkan permohonan perihal penundaaan penetapan 20 klub peserta ISL 2015. Pasalnya Persiwa menjadi runner up Divisi Utama 2014, hingga akan dipromosikan ke ISL 2015.

Ketua Umum Martapura FC, H Mokhamad Hilman mengatakan keputusan mengenai masalah ini akan ditentukan oleh Komdis.

"PT Liga sudah melimpahkan masalah ini ke Komdis PSSI, jadi tinggal menunggu hasil sidang Komdis. Mudah mudahan Komdis yang terkenal tegas bisa membuat keputusan yang bijak dan tepat. Kami juga meminta penetapan peserta ISL 2015 juga ditunda karena berkaitan dengan masalah ini juga," katanya,  Minggu (21/12) sore.

"Kan dari babak awal mereka (Persiwa) sudah salah, karena memainkan pemain yang statusnya masih mendapatkan hukuman. Seharusnya mereka disanksi juga atau didiskualifikasi di semifinal dan tentunya tim kami yang mengantongi tiket ke final," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini