Laporan Wartawan Harian Super Ball, Syahrul Munir
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Sertifikat kepelatihan C, B atau A berlisensi AFC merupakan persyaratan dari PSSI untuk memegang tim profesional, senior dan kelompok umur atau Sekolah Sepak Bola (akademi). Namun, lisensi C, B dan A itu hanya selembar kertas sertifikat si pemilik yang tidak bisa dijadikan ukuran kualitasnya.
"Lisensi itu hanya selembar kertas. Tidak bisa dijadikan patokan kualitasnya," ujar Mantan Direktur Teknik PSSI, Danurwindo kepada Harian Super Ball.
Danurwindo menambahkan para pelatih yang mengikuti kursus kepelatihan berlisensi AFC itu diberikan teori yang berkaitan dengan kepelatihan. Itu semua perlu dipraktekan di lapangan dan terus dikembangkan. Caranya, kata Danur bisa dengan banyak menambah wawasan dengan membaca buku, internet atau media lainnya. Atau dengan aktif mengikuti seminar, kursus-kursus yang menunjang profesi sebagai pelatih.
"Pelatih itu harus terus mengembangkan skillnya sendiri. Bukan setelah dapet sertifikat AFC lantas selesai," ujarnya.
Danur mencontohkan kebiasaan baik pelatih di luar negeri yang bersikap aktif mengembangkan kemampuannya dengan mengikuti kursus, seminar atau kegiatan yang menunjang profesinya. Sikap itu menujukkan profesionalitas terhadap profesi sebagai pelatih.
Selain lebih aktif mengembangkan kemampuan, aturan kepelatihan di luar negeri, kata Danur berbeda. Setiap pemegang sertifikat AFC di sana wajib memberikan laporan kegiatan pertahun atau minimal enam bulan kepada federasi sepak bola. "Dan bagi pemegang lisensi profesional yang sudah tidak pegang tim, lisensinya dicabut. Itu yang membedakan dengan di kita," ujarnya.