News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Sembilan Pemainnya Terlibat Pengaturan Skor, Klub Ini Langsung Tutup

Editor: Ravianto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tim Vissai Ninh Bình sebelum laga.

TRIBUNNEWS.COM, HANOI - V-League 1 2015 sudah berjalan tiga pertandingan. Namun, di musim ini salah satu kontestan, Vissai Ninh Binh FC, absen dari kompetisi domestik tertinggi di Vietnam itu.

Bukan karena terdegradasi di musim sebelumnya, melainkan lantaran klub yang tampil di V-League 1 itu ditutup atau dibubarkan oleh pimpinan klub menyusul skandal pengaturan pertandingan dan skor (match fixing) yang dilakukan oleh sembilan pemainnya.

Pada 25 Desember 2014, Komisi Disiplin VFF menghukum sembilan pemain Vissai Ninh Binh FC dengan sanksi seumur hidup beraktivitas di sepak bola akibat terbukti terlibat match fixing pada 18 Maret 2014 saat melawan Kelantan FA di ajang Piala AFC 2014.(baca juga: Tiba di Ciamis, Rombongan Persib Langsung Ketemu Bupati)

Bahkan, pada Agustus 2014 salah satu pelaku dibawa ke pengadilan umum dan dibui selama 30 bulan karena tindakan yang melanggar sportivitas itu.

"Kami tidak akan berkecimpung di sepak bola lagi, bukan karena alasan keuangan," kata Pham Van Le, pimpinan Vissai Ninh Binh FC di Thanh Nien.(baca juga: Jadwal Siaran Langsung Sepak Bola, Sepekan ke Depan)

Pimpinan klub mengungkapkan sudah tak memiliki hati dan motivasi untuk melanjutkan kiprah klub di bawah bayang-bayang aib yang menimpa mereka akibat skandal itu. Kebijakan itu tak hanya berlaku untuk tim senior. Tim U-13, U-15, dan U-19 juga dibubarkan sembari menanti keputusan dari pemerintah provinsi.

"Masa depan Ninh Binh ada di tangan Komite Rakyat Ninh Binh," imbuh Le.

Pelatih Vissai Ninh Binh FC, Bui Huu Nam, berujar para pemain sulit menerima keputusan itu. "Mereka tahu hal ini tak terelakkan, tetapi berat buat mereka. Mereka menangis dalam perjalanan pulang ke rumah," kata Nam.

Nam menambahkan keputusan menutup tim akibat skandal match fixing berdampak paling buruk buat pemain muda.

"Mereka punya potensi untuk jadi pemain berkualitas bila meneruskan latihan satu-dua tahun lagi," ucapnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini