Laporan Wartawan Harian Super Ball, Syahrul Munir
TRIBUNNEWS.COM - Mantan pemain Tim Nasional Indonesia era 1990-an, Warta Kusuma meminta PSSI lebih terbuka dalam menjalankan roda organisasi. Keterbukaan yang dilakukan bukan saja terkait manajemen administrasi semata, melainkan dalam merekrut orang terkait bidang teknis.
Pelatih Tim sepak bola PON Jawa Barat 2016 ini berharap ketua umum PSSI terpilih nanti bisa merangkul semua potensi di daerah, bukan karena berdasarkan kelompok semata. "Harapan saya ketua umum yang baru nanti bisa menghapuskan pengkotak-kotakan. Jangan yang dipilih hanya karena kelompoknya saja," ujar Warta Kusuma kepada Harian Super Ball, Kamis (29/1/2015).
Warta mencontohkan perekrutan pelatih Tim Nasional Indonesia U-23 yang didominasi berasal daerah tertentu. Entah karena kebetulan atau tidak, pelatih dan tim official Garuda Muda itu sama dengan petinggi Badan Tim Nasional (BTN) PSSI, yang membawahi timnas. "Lihat semua pelatih dan official timnas ada nggak dari daerah lain. Semuanya satu daerah," ujarnya.
Warta Kusuma menyoroti soal rangkap jabatan pelatih tim nasional Indonesia kelompok usia U-14 dan U-17 yang dipegang Fachri Husaini.
Ia menjelaskan latar belakang perekrutan pelatih timnas U-14 dan U-17 yang dilakukan PSSI. Saat itu, dari berbagai peserta seleksi, tersaring dua nama bakal pelatih tim nasional U-14 dan U-17.
Yakni Fachri Husaini dan Maman Suryaman. Saat itu, sebagian besar mantan pemain beranggapan keduanya bakal lolos untuk memegang satu timnas kelompok umur.
Akan tetapi hasilnya berbeda. PSSI hanya mengangkat Fachri Husaini memegang dua timnas sekaligus. "Saya kenal baik dengan coach Fachri. Tapi dengan pegang dua timnas, fokusnya kurang. Dan pemikirannya bakal terbelah. Harusnya dua pelatih, seperti yang tidak ada lagi pelatih berkualitas," ujarnya.
Warta Kusuma juga mempertanyakan satu nama yang menjadi langganan PSSI memegang posisi asisten pelatih tim nasional Indonesia kelompok umur. Padahal pelatih tersebut belum pernah memegang klub profesional.
"Ada satu pelatih yang namanya selalu diangkat sebagai asisten pelatih tim nasional Indonesia di mana-mana. Tapi dia belum pernah pegang klub. Hanya sekolah sepak bola saja. Sementara di luar banyak pelatih klub yang bagus tapi tidak mendapat kesempatan," ujarnya.