Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Mimpi klub Persija Jakarta menjadi juara kompetisi Liga Super Indonesia 2015 bukan cuma soal mampu atau tidaknya skuat tim mengatasi persaingan, tapi harus didukung dari faktor penting terkait kepemilikan stadion kandang permanen (tetap).
Janji yang diucapkan Pemprov DKI untuk segera mengganti stadion Lebak Bulus hingga kini belum menunjukkan tanda-tanda keseriusan.
Bandingkan dengan rival klub Macan Kemayoran, Arema Cronus yang saat ini saja sudah mendaftarkan dua stadion sebagai laga kandang mereka, yakni Stadion Kanjuruhan dan Stadion Gajayana Malang kepada PT Liga Indonesia selaku pengelola kompetisi tertinggi tanah air.
Meski belakangan, Singo Edan kerap menggunakan Stadion Kanjuruhan karena faktor kapasitas penonton, tapi Stadion Gajayana Malang pun tak bisa lepas dari tubuh Arema yang konon kabarnya memiliki arti keramat.
Kemarin, sempat diutarakan Sekda DKI, Saefullah, rencana pembangunan Stadion BMW yang memakan dana RP 1,5 triliun itu bakal segera dibangun dalam waktu dekat ini.
Namun, hal kedua terletak pada pembebasan lahan, pasalnya hingga saat ini belum ada kejelasan dari pihak Pemprov sendiri.
“Pemprov DKI memang mau bangun stadion BMW, kami janji pembangunannya akan dimulai secepatnya. Kendalanya sekarang masyarakat banyak sekali yang complain soal sertifikatnya. Jadi, kami berharap pengadilan segera memutuskan kepemilikan tanah tersebut,” ujar mantan Walikota Jakarta Pusat itu di Stadion GBK, Senayan, Jakarta, Rabu (4/2/2015).
Pernyataan pelatih Persija Jakarta, Rahmad Darmawan, tak berbeda jauh saat disinggung soal ketidakjelasan stadion kandang. Ia mencetuskan pembangunan stadion kandang untuk Persija seakan-akan tak akan terealisasi karena kendala finansial.
“Stadion BMW mahal, kemarin saja saya lewat sana masih banyak sampah-sampah yang sedang dibakar, belum ada tanda akan dibangun,” akunya.
Sebetulnya, kejadian ini sempat terjadi pada era RD di periode 2010-2011, kala itu Persija juga berpindah-pindah kandang (home). Adapun RD mengaku sempat tak nyaman perihal stadion kandang tim Ibu Kota yang terbilang nomaden.
Menurutnya, hal tersebut bisa merugikan klub lantaran ada bagian-bagian yang hilang seperti dukungan dari para suporter, pola permainan, dan iklim di kandang.
Namun demikian, eks-pelatih Arema Cronus dan Persebaya Surabaya itu mengaku dirinya tetap optimistis atas target yang diberikan Persija Jakarta terhadapnya, ia merasa cukup beruntung karena memiliki pemain-pemain dengan semangat besar.
“Ini sudah tugas saya menangani kendala ke depan,” imbuh RD.