TRIBUNNEWS.COM, JEMBER - Setelah empat bulan memulai program pembentukan tim sepak bola putri, Jakarta Matador FC menggandeng Batalyon Artileri Medan (Yonarmed) Kostrad, Jember untuk menatap turnamen sepakbola wanita, Kartini Cup 2015 di Kediri yang akan digelar tanggal 20 Februari hingga 1 Maret 2015.
Bukan semata-mata gengsi menang atau kalah, juara atau tidak, tapi ada gengsi menjadi bagian dari denyut sepak bola putri di tanah air yang coba ikut dijaga. Meski konfirmasi akhir masih terus diproses panitia, kabar terakhir salah satu wakil dari Nusa Tenggara Barat sudah terkofirmasi bersedia mengikuti turnamen tersebut.
“Mayoritas pemain masih berusia pelajar dan mahasiswa. Ini tim baru, tapi kami percaya ini akan menjadi pengalaman berharga buat kami dan pemain,” ungkap Wijang Kinanjar, Asisten Manager tim Putri Jakarta Matador FC.
Dikatakan Wijang, keputusan manajemen pusat memfokuskan program sepak bola putri di Jawa Timur, lantaran melihat denyut pembinaan di daerah ini relatif lebih kuat dibandingkan daerah lain.
“Pemain tidak hanya butuh berlatih regular, tiga kali dalam seminggu yang sudah kami jalankan, tidak cukup jika tidak ada kompetisi, turnamen, atau lawan latih tanding. Karena ini penting untuk melihat progress pembinaan yang sudah kami lakukan. Peluang untuk itu di jawa timur cukup terbuka,” kata Wijang.
Meski harus memulai semua dari awal, tapi dengan semangat dan animo yang begitu besar, sangat terbuka prestasi sepak bola putri kita..
“Sejauh ini kami sudah berkomunikasi dengan beberapa Pembina di beberapa daerah. Pembina dari Bondowoso dan Banyuwangi, juga sudah berkomitmen menjadikan Jakarta Matador FC sebagai payung bersama,” urai Jaenuri, Asisten Pelatih Jakarta Matador FC.
Terkait asal dan latar belakang pemain, Jaenuri menjelaskan tidak melihat itu sebagai hal yang utama. Yang terpenting adalah bagaimana semangat dan keinginan mereka terwadahi dengan program ini.
“Kami tidak menyebut mereka pemain Matador FC, tapi kami menyebutnya member. Jika klub yang mereka bela hanya ada akfitas saat ada kompetisi, dan mati suri disaat tidak ada, silahkan pemain bergabung bersama kami setelah mendapat izin dari klub. Dan jika klub mereka membutuhkan kembali, silahkan,” papar Jaenuri.
Sepak bola putri bukan semata-mata pelengkap cabang yang konon paling terfavorit di seluruh dunia ini. Sama halnya seperti putra, putri juga memiliki hak dan perlakuan sama. Keinginan mengabdi untuk bangsa lewat sepak bola, juga ada di benak pemain putri.