TRIBUNNEWS.COM - Tunisia terancam tidak bisa berlaga di ajang Piala Afrika 2017, setelah Timnas Tunisia terlibat kericuhan di laga perempat final melawan tuan rumah, Guinea Ekuatorial, Minggu (1/2/2015) lalu.(Baca Juga: Semifinal Piala Afrika Rusuh, Helikopter Masuk Stadion)
Federasi Sepak bola Tunisia juga telah didenda sebesar 50.000 dolar Amerika akibat terlibat bentrok dengan pemain Guinea Ekuatorial dan berupaya menyerang wasit asal Mauritius, Rajindraparsad Seechurn.
Kericuhan tersebut bermula ketika wasit Seechurn, memberikan hadiah tendangan penalti kepada tim tuan rumah di detik-detik terakhir pertandingan ketika Tunisia unggul 1-0. Hadiah tendangan penalti tersebut selanjutnya menjadi titik balik keunggulan Guinea Ekuatorial yang mampu membalikkan keadaan menjadi 2-1. Setelah melakukan perteman sepanjang Senin dan Selasa lalu untuk membahas kasus tersebut, Konfederasi Sepak Bola Afrika (CAF), akhirnya memberi hukuman selama enam bulan kepada wasit Seechurn.
Sementara itu CAF juga memperingkatkan Tunisia atas tindakan tak sportif mereka di lapangan. Bahkan CAF berencana melarang Tunisia untuk tampil di Piala Afrika edisi 2017 jika mereka tidak meminta maaf. Federasi Sepak Bola Tunisia pada Kamis (4/2/2015) lalu akhirnya mengirimkan surat permohonan maaf atas terjadinya kericuhan tersebut.
Baca Selengkapnya di Harian Super Ball, Jumat (6/2/2015)