Laporan Wartawan Harian Super Ball, Jun Mahares
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Rencana kerja sama antara Persija Jakarta dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta diharapkan tidak hanya mengatasi permasalahan finansial. Program pembangunan stadion pun diharapkan bisa terealisasi.
Keinginan tersebut diungkapkan CEO PT Liga Indonesia Joko Driyono. Ia berharap Pemprov DKI tidak hanya fokus terhadap pembiayaan operasional, melainkan juga pembangunan infrastruktur.
"Sejauh ini Persija memiliki persoalan yang darurat mengenai home ground yang permanen. SUGBK esensinya stadion negara. Mudah-mudahan dengan inisiatif ini, kami berharap investasi besar dari Pemprov tidak untuk operasional saja. Tapi untuk infrastruktur klub bersangkutan," kata Joko.
Sejak 2008, PT Liga Indonesia mewajibkan Persija untuk tidak lagi mengggunakan stadion Lebak Bulus yang dianggap tidak memenuhi standar AFC.
Lokasi pertandingan pun beralih ke Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta lantaran hanya stadion ini di Jakarta yang memenuhi standar kompetisi Liga Super Indonesia (LSI).
Adapun rencana pembangunan stadion berskala internasional di kawasan BMW, Jakarta Utara, masih belum jelas pengerjaannya. Sebab, sertifikat tanah masih bermasalah.
Joko berharap, proses kerja sama Pemprov DKI dan Persija bisa menjadi contoh bagi klub lain. Apalagi proses kerjasama dengan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) tidak melanggar aturan kompetisi LSI.
"Ini bisa jadi contoh, sekalipun kami pahami mekanisme pengambilan keputusan harus menjadi kepemilikan bukan private lagi, tapi
Pemerintah Daerah," ujar pria yang juga menjabat sekjen PSSI itu.