TRIBUNNEWS.COM, DEPOK - Klub sepakbola Persatuan Sepakbola Indonesia Kota Depok (Persikad) ternyata sudah bukan milik Pemkot Depok lagi.
Klub kebanggaan warga Kota Depok itu ternyata sudah dijual ke sejumlah PNS Pemkab Purwakarta yang patungan untuk membeli klub tersebut ditambah dana dari pihak swasta di Purwakarta, Jawa Barat.
Hal tersebut dikatakan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi, usai mengisi acara di Kampus Universitas Indonesia (UI), Selasa (10/2/2015).
"Iya benar, Persikad sudah dijual. Beberapa PNS Purwakarta patungan, lalu ditambah dana pihak swasta di Purwakarta, untuk membelinya. Bentuknya ini seperti kerjasama dan akan dilakukan selama tiga tahun ke depan. Basecamp Persikad sekarang pindah ke Purwakarta," kata Dedi.
Dedi menjelaskan dengan sudah dibelinya Persikad maka ada 6 pemain dari Purwakarta yang sudah bergabung di klub.
"Kerjasama ini terjalin karena alasan Pemkot Depok, mereka enggak ada biaya untuk mengelolanya," kata Dedi.
Selain itu, kata Dedi, alasan lain juga karena managemen Persikad sebelumnya menawarkan untuk membeli klub tersebut.
"Jadi memang penyebabnya akibat masalah dari aspek managerial. Lalu mereka datang dan menawarkan. Kan sayang kalau hilang dari divisi. Jadinya klub itu namanya kini digabung menjadi Persikad-Purkawarta," katanya.
Yang jelas, kata Dedi, pihaknya memfasilitasi lapangan, serta manager operasional. "Ini selain PNS yang patungan juga dibantu pihak swasta," katanya.
Seperti diketahui Persikad, klub kebanggaan Kota Depok ini memiliki tiga julukan yakni Serigala Margonda, Badai Petir dan Pendekar Ciliwung. Persikad didirikan pada tahun 1990-an dan bermarkas di Stadion Merpati Depok dengan kapasitas 3.000 orang, Persikad merupakan satu-satunya klub sepakbola kebanggan Kota Depok.
Pada Divisi Satu Liga Indonesia, tahun 2014, Persikad menempati posisi ke-3 di Grup 2. Saat ini Persikad masih bermain di kompetisi Divisi Satu Liga Indonesia.
Pada tahun 2009, Persikad mengalami krisis finansial hebat yang membuat manajemen tim berhutang gaji kepada para pemain selama 11 bulan. Beruntung, seorang pengusaha bernama Edy Djoekardi menyelamatkan tim sepak bola kebanggaan masyarakat Depok itu dengan membeli mayoritas saham PT Persikad Depok.(bum)