TRIBUNNEWS.COM - Liga Super Indonesia 2015 akan menjadi pengalaman sekaligus tantangan baru buat eks pemain timnas Indonesia U-19. Hampir semua pemain yang turun di Kualifikasi Piala AFC U-19 2014 mendapatkan klub.
Evan Dimas bersama enam eks Garuda Jaya di Persebaya sudah teruji di beberapa ajang pada turnamen pramusim. Akan tetapi, masih ada beberapa hal yang harus mereka pelajari. Salah satunya mengadapi pemain lawan yang memiliki postur lebih besar dan jam terbang tinggi di LSI.
“Yang pasti harus siap mental dan mematuhi instruksi pelatih,” kata Evan Dimas.
Paulo Oktavianus Sitanggang yang berkostum Barito Putera punya persiapan lain. Selagi ada waktu senggang, ia memaksimalkan latihan fisik. Tujuannya supaya bisa berduel dengan pemain lawan yang posturnya lebih besar.
“Saya rajin fitnes supaya punya badan lebih berotot,” ucapnya.
Hendra Sandi Gunawan (Bali United Pusam) rajin berdiskusi dengan para seniornya supaya mendapat masukan bagaimana menjadi pemain di LSI. Maklum, persaingan di LSI tak hanya antarklub tetapi dengan sesama pemain baik lokal senior maupun asing.
“Saya banyak dibantu oleh kakak-kakak di tim, terutama soal mental. Begitu juga dengan pelatih yang sudah pernah bermain di liga tertinggi,” katanya.
Ravi Murdianto memiliki misi khusus. Di posisi kiper, ia harus bersaing dengan pemain yang lebih senior. Tekad Ravi adalah mendapat jam terbang yang banyak. Oleh karena itu, ia akan tampil sebaik-baiknya bila pelatih Mitra Kukar, Scott Cooper memberinya kesempatan.
“Bagi kiper yang paling penting adalah kesempatan bermain. Saya harus berlatih lebih keras supaya mendapat kepercayaan,” tegas Ravi.