TRIBUNNEWS.COM - Presiden Federasi Sepak Bola Spanyol (LFP), Javier Tebas, cemas pada sikap suporter Barcelona dan Athletic Bilbao pada final Copa del Rey, Sabtu atau Minggu (31/5/2015) dini hari WIB.
Tebas menegaskan, tidak ada toleransi jika suporter kedua kubu mencoba menghina lagu kebangsaan Spanyol. Kekhawatiran Tebas cukup wajar mengingat Barcelona dan Bilbao merepresentasikan Catalunya dan Basque. Keduanya merepresentasikan identitas sebagai sebuah bangsa sehingga terkadang bersikap separatis terhadap Spanyol.
Suporter kedua tim pun sering menunjukkan sikap separatis itu di stadion. Pada Final Copa del Rey 2012 yang digelar di Vicente Calderon, misalnya, suporter Barcelona dan Bilbao sempat mengejek lagu kebangsaan Spanyol.
"Saya berada di posisi yang sama dengan Oriol Jungueros (politikus dari Catalunya). Jangan bersiul saat lagu kebangsaan. Tidak ada toleransi seperti halnya sorakan 'Puta Catalunya' (frase menghina Catalunya)," tegas Tebas.
Tebas menambahkan, "Bersiul saat lagu kebangsaan bukanlah bentuk kebebasan berekspresi. Apakah mengatakan 'Puta Catalunya' merupakan bentuk kebebasan berekspresi? Bagi saya, bersiul saat lagu kebangsaan lebih buruk dari mengejek Cristiano Ronaldo."
Hingga kini, stadion untuk partai final Copa del Rey belum ditentukan. Kedua finalis baru mengajukan permintaan tertulis kepada LFP agar partai puncak digelar di Stadion Santiago Bernabeu.