TRIBUNNEWS.COM - Hasil berbeda dirasakan dua tim asal Amerika Selatan yang sedang ‘melanglang-buana ke kawasan Eropa. Brasil sukses mengemas kemenangan mengesankan atas Prancis di Stade de France dengan skor telak 3-1. Sedangkan Cile harus mengakui keunggulan Iran (0-2), pada pertandingan yang dihelat di NV Arena, St. Pölten, Austria.
Nasib berbeda 180 derajad tersebut memberi sinyal yang juga tak sama bagi persiapan kedua tim yang akan berkiprah di ajang putaran final Copa Amerika 2015. Bagi Cile, status tuan rumah membuat banyak pihak khawatir dengan apa yang sedang terjadi pada Arturo Vidal dkk.
Jika tak segera berbenah, ambisi untuk berjaya di rumah sendiri sepertinya harus disisihkan terlebih dulu. Hal sebaliknya terjadi di kubu Brasil. Kemenangan atas Prancis memberi mereka secercah harapan, karena itu berarti tujuh partai tak terkalahkan sejak ‘dihajar’ Jerman dan Belanda pada laga semifinal serta perebutan juara ketiga Piala Dunia 2014.
Berlatar itulah, pertemuan keduanya di Emirates Stadium, Minggu (29/3) malam memiliki banyak arti penting. Apalagi hampir dipastikan ‘lawatan’ ke benua Eropa kali ini menjadi persiapan terakhir sebelum mereka berlaga di Copa Amerika 2015.
Menurut Pelatih Brasil, Carlos Dunga, timnya kali ini tak ingin mengendurkan ritme permainan. Apa yang ditampilkan di Paris dua hari lalu, menjadi patron yang akan berusaha dijaga.
“Kami melewati batas ekspektasi, dan itu sebenarnya berbahaya. Sekarang, tugas kami sangat krusial, karena fans kami di tanah air pasti sangat berharap semuanya bisa seperti itu lagi. Bersua Cile menjadi awal tes yang bagus,” sebut sang pelatih, di France Football, kemarin, sebelum terbang ke London.
Komposisi saat menundukkan Prancis dianggap menjadi satu di antara yang terbaik dari tuju pertandingan terakhir. Sisi ideal sudah terlihat. Di area belakang, komunikasi dan jalinan soliditas terasa dengan kehadiran Danilo dan Filipe Luis, ditambah Miranda serta Thiago Silva yang solid di area bek sentral. Komposisi di sana juga memiliki ‘pelapis’ hebat, seperti Marcelo di sisi kiri, Fabinho di kanan dan Gabriel Paulista di sektor bek tengah.
Ke area tengah, Brasil sudah memiliki armada andal, kombinasi domestik dan Eropa. Di sana ada Elias, Oscar, Willian dan gelandang pekerja keras, Luiz Gustavo. Komposisi tersebut membuat kerja Neymar dan Roberto Firmino menjadi lebih ringan.
Soal pelapis, mereka jelas punya pada diri Gil, Fernandinho, Douglas Costa, Philippe Coutinho dan Souza. Pada laga malam ini, diprediksi Carlos Dunga akan mencoba menurunkan Neymar dan Robinho, dengan pelapis Luiz Adriano. Sementara di area tengah, komposisi bisa diisi Willian, Oscar, Luiz Gustavo dan Coutinho.
“Saya pikir, apapun yang akan kami turunkan akan memiliki pesona luar biasa. Sekarang tinggal kami memberikan ‘rasa’ konsistensi, sehingga tak lagi ada keraguan,” sebut Dunga.
Namun hampir dipastikan, Cile juga akan berubah total. Jika sebelumnya pemain seperti Alexis Sanchez tak berstatus starter, kali ini Jorge Sampaoli tak ingin membuang waktu. “Saya senang bertemu Brasil. Kekalahan dari Iran membuat kami harus berbenah, dan menggunakan pemain yang benar-benar fit,” sebut sang arsitek.
Itu berarti Sampaoli bersiap untuk menurunkan tim terbaik, yang berisi Alexis Sanchez, Gary Medel, Mauricio Isla, Arturo Vidal, Eduardo Vargas dan David Pizarro, sejak menit awal.