TRIBUNNEWS.COM - Pelajaran berharga didapat Prancis saat dibekap Brasil pada laga persahabatan tengah pekan lalu. Selain permainan yang tak berjalan lancar, faktor kurangnya kebersamaan di sebuah laga yang kompetitif, juga menjadi handycap yang tak mudah dipecahkan.
Kans untuk melakukan perbaikan bakal hadir kala mereka menjamu Denmark, di Stade de France, dii hari nanti. Pelatih Prancis, Didier Deschamps dipastikan bakal merombak beberapa sektor, yang dianggap lemah kala takluk 1-3 dari Selecao.
Menurut L’Equipe, kemarin, pada sesi latihan di Clairefontaine, Deschamps memang bakal mencoba beberapa formula baru. Tak pelak, usai laga kontra Brasil, Deschamps dikabarkan sibuk mengutak-atik beberapa alternatif terbaik.
Seperti diketahui, Prancis yang berstatus tuan rumah putaran final Euro 2016 memang dirugikan karena predikat mereka yang lolos langsung. Hal itu membuat Karim Benzema dkk tak mendapatkan pertandingan dengan atmosfer yang ‘mematikan’. Banyak pihak mengkhawatirkan kondisi tersebut, sehingga permainan Prancis nantinya justru semakin kacau.
Deschamps mengakui, dirinya kecewa dengan apa yang didapat anak asuhnya saat bersua Neymar dkk. Bertemu Denmark juga bukan hal mudah. Pasalnya, tim tamu datang dengan membawa bekal bagus, usai menang 3-2 dari Amerika Serikat (AS).Corak kolektif tetap menjadi ciri khas tim dari negeri Skandinavia tersebut.
Situasi itulah yang ditakutkan Deschamps, sehingga ia tak ingin kekalahan dirasakan lagi di rumah sendiri. “Satu hal, Denmark selalu percaya diri, dan kami menjadikan hasil versus Brasil sebagai peringatan keras. Bahkan buatku, itu sebuah tamparan yang seharusnya membuat kami menggeliat positif,” tutur mantan arsitek Juventus dan Marseille tersebut.
Kalangan media di Prancis yakin, perombakan signifikan bakal dilakukan Deschamps. Titik lemah di area belakang misalnya, bakal menjadi perhatian tersendiri. Di sana, formula Patrice Evra, Raphael Varena, Mamadou Sakho dan Bacary Sagna dianggap kurang solid.
Deschamps memberi indikasi kalau Laurent Koscielny dan Christophe Jallet akan masuk. Duet Varane-Koscielny dianggap lebih mumpuni, terutama pengalaman mereka di klub masing-masing. Lini lain yang mendapat perhatian ada di area sentral.
Sosok Morgan Schneiderlin menjadi catatan. Kemungkinan besar Mathieu Valbuena akan bermain sejak awal untuk mendampingi Blaise Matuidi dan Moussa Sissoko. Bahkan dua nama lain, Nabil Fekir dan Geoffrey Kondogbia, bisa mendapatkan kesempatan yang lebih banyak. “Segala kemungkinan masih ada, karena kami tahu Denmark tim yang sangat kompetitif,” tegas Koscielny.
Sementara di area depan, kehadiran seorang Olivier Giroud diprediksi akan mendampingi pergerakan Karim Benzema. Dua bomber yang sama-sama berstatus target man tersebut memang beberapa kali bisa bermain bareng.
Denmark sendiri datang dengan rasa senang. Hal itu diutarakan bomber Nicklas Bendtner. Pencetak dua gol ke gawang AS ini mengungkapkan, rekan-rekannya bermain gembira dan itu menjadi kunci. “Ketika Anda bermain tanpa beban, tentu semuanya akan lebih baik. Senang rasanya bisa bersua Prancis, dan saya ingin terus mencetak gol,” tukasnya.
Warna soliditas Denmark sangat terlihat dengan keberadaan lini tengah yang solid, berkat keberadaan William Kvist, Christian Eriksen, Jakob Poulsen dan Michael Krohn-Dehli. Mereka mampu menyokong pergerakan duo penyerang, Nicklas Bendtner dan Lasse Vibe.
Di luar mereka, masih ada beberapa nama yang akan mendapatkan kesempatan, seperti bek Lars Jacobsen, Mathias Jorgensen, Kian Hansen, Lasse Schöne, Simon Poulsen, Thomas Delaney, Anders Christiansen dan Martin Braithwaite.
“Sudah pasti saya akan memberi mereka kesempatan untuk merasakan pengalaman internasional dan menjaga ritme komunikasi di lapangan. Mereka sudah lama tak bermain bersama, meski kami berhasil menaklukkan AS,” terang Morten Olsen, Pelatih Denmark.