Laporan Wartawan Harian Super Ball, Sigit Nugroho
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Manajer Perseru Serui Yan Pieter Ayorbaba mengatakan, pihaknya mengikuti aturan dari PT Liga Indonesia (PT LI), selaku pengelola kompetisi LSI. "Kami mengikuti keputusan dan aturan dari PT LI dan Deklarasi Bandung yang menolak intervensi dari BOPI dan Menpora. Jadi saya menunggu keputusan dari PT LI, terkait klub mana saja yang berhak ikut Liga Super Indonesia (LSI)," kata Ayorbaba kepada Harian Super Ball, Selasa (31/3/2015).
Hal itu diutarakan Ayorbaba, terkait terancamnya Perseru dari LSI, karena dianggap oleh Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) dan Menpora bermasalah dari persyaratan mulai dari pajak, pembinaan usia dini, kegiatan sosial dan lain-lain.
Ayorbaba mengatakan, pihaknya sudah memenuhi persyaratan yang diminta BOPI dan Menpora. Persyaratan itu sudah dikirim melalui PT LI.
"Hanya masalah kegiatan sosial saja yang belum bisa dipenuhi, karena kami tidak dapat untung. Bahkan uang share dari PT LI sebesar Rp 800 juta dari kompetisi musim lalu belum kami terima. Artinya, kami sudah bisa membiayai operasional tim, gaji pemain, dan tim pelatih itu sudah bagus," tutur Ayorbaba.
Manajemen Perseru sudah memenuhi kewajiban pajak. Bahkan hal itu sudah dilakukannya sejak lama. "Sejak awal, kami selalu memperhatikan dan memenuhi pajak, mulai dari pemain, tim pelatih, dan lain-lain. Yang mengurus pajak itu bukan BOPI atau Menpora, tepi Dirjen Pajak. Kami sudah memenuhinya, sehingga kami merasa tidak ada masalah apa-apa dan pantas untuk tampil di LSI," papar Ayorbaba.
Masalah persyaratan yang diminta BOPI dan Menpora, tambah Ayorbaba, membuat persiapan timnya terganggu. "Pemain dan tim pelatih jadi khawatir, Perseru tidak bisa main di LSI. Ini membuat motivasi dan semangat pemain jadi mengendur. Padahal kami terus melakukan persiapan. Bahkan kami tetap melakukan persiapan dengan menggelar beberapa ujicoba, seperti dengan Perseru Serui U-21," imbuh Ayorbaba.