TRIBUNNEWS, COM. JAKARTA - Salah satu kandidat ketua umum PSSI 2015-2019, Bernhard Limbong bakal mundur dari pencalonannya sebagai ketua umum PSSI.
Limbong akan mundur seandainya Kemenpora tidak memberikan sanksi atas pelanggaran yang dilakukan oleh PSSI.
"Jadi kita lihat dululah, apakah Kantor Menpora akan memberikan sanksi dari pelanggaraan yang dilakukan oleh PSSI itu," demikian antara lain dikemukakan Bernhard Limbong, Selasa (7/4).
PSSI, kata Limbong, tetap harus dipersalahkan atas diberlakukannya gelaran kompetisi QNB League dengan 18 klub peserta. Padahal, BOPI hanya merekomendasikan 16 klub yang menjadi kontestan QNB League.
Dua tim lainnya, Persebaya dan Arema Cronus, tidak direkomendasi karena masih terkendala masalah legalitas. Namun, Persebaya dan Arema tak menggubris larangan BOPI, tetap tampil.
Bernhard Limbong merupakan satu diantara sembilan calon ketum PSSI periode 2015-2019 yang akan ditentukan pada Kongres Luar Biasa 18 April mendatang di Surabaya.
Delapan calon lainnya adalah Djohar Arifin Husin dan La Nyalla Mattalitti, masing-masing sebagai ketum dan waketum inkumben (2011-2015), Subardi, Mohammad Zein, Sarman El Hakim, Syarif Bastaman, dan Joko Driyono.
"Kalau saya terpilih sebagai ketua umum, saya akan merangkul mereka semua dalam kepengurusan," kata Limbong, yang hanya mencalonkan diri untuk posisi ketua umum.