TRIBUNNEWS.COM - Sepekan menjelang Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI, 18 April nanti, banyak impian yang diinginkan terhadap pimpinan PSSI periode 2015-2019.
Salah satunya adalah anggota Komite Wasit PSSI Jimmy Napitupulu. Dia berharap terjadi perubahan di tubuh PSSI era pemimpin baru.
Menurut Jimmy, pemimpin baru PSSI diharapkan bisa mengatasi segudang persoalan, salah satunya membayar gaji tepat waktu. "Kepenginnya ketua PSSI nanti tidak lagi menunda waktu gajian," ujarnya kepada Harian Super Ball.
Jimmy mengatakan, dengan tuntutan itu dibutuhkan sosok ketua umum yang bukan saja paham terhadap sepak bola tetapi juga bisa menyiasati persoalan gajian.
"Dibutuhkan ketua umum yang bukan sekadar kaya, tapi mau menutupi keterlambatan gaji karyawannya. Jadi begitu tidak punya uang, bisa ditalangin pakai dana pribadi ketua umum," ujarnya.
Ia mencontohkan, wasit yang memimpin pertandingan Kompetisi Liga Super Indonesia ini tidak langsung menerima uang usai menjalankan tugas sebagai pengadil di lapangan. Honor wasit baru bisa diterima setelah dua sampai tiga bulan memimpin pertandingan.
"Belum ada yang berubah. Wasit setelah memimpin pertandingan tidak bisa bawa duit. Dua bulan setelah bertugas baru ditransfer," ujarnya.
Salah satu calon Ketua Umum PSSI Joko Driyono saat dimintai tanggapan, tetap tak mau memberikan komentar sedikitpun terkait pencalonan dirinya.
Joko menjadi satu-satunya calon ketua umum yang 'puasa' komentar. Lebih dari empat kali Super Ball meminta komentar terkait persiapan jelang pertarungan memerebutkan kursi Ketua Umum PSSI, Joko tetap enggan berkomentar. "No comment," ujar pria yang biasa disapa Jokdri ini.
Pencalonan Joko diprediksi sebagai kepanjangan tangan La Nyalla Mattalitti, wakil Ketua Umum PSSI 2015, yang sedang tersandung masalah hukum. Rumor itu terbantahkan ketika La Nyalla Mattalitti dengan tegas menyatakan pihaknya tidak akan mundur dari bursa calon Ketua Umum PSSI 2015-2019 meski banyak yang menentang.
Baca Selengkapnya di Harian Super Ball, Senin (13/4/2015)