TRIBUNNEWS.COM - Tarik-ulur antara Menpora dan PSSI mengenai verifikasi kontestan kompetisi kasta tertinggi di Tanah Air mengakibatkan penundaan Indonesia Super League (ISL) 2015. Salah satu imbas kondisi ini membuat klub harus mengeluarkan dana ekstra untuk menjaga keutuhan tim.
Masalah pelik ini juga dialami Gresik United yang mengakui menderita kerugian hampir Rp1,5 miliar. Kerugian tersebut digunakan untuk menutup biaya operasional tim mulai gaji pemain, akomodasi, konsumsi, transportasi, dan beberapa hal lain.
"Apalagi sekarang molor lagi dua minggu. Kami terpaksa harus melakukan pembayaran ekstra selama sebulan," keluh Hendra Febry, bendahara Gresik United.
Dari kerugian sebesar itu, porsi terbanyak memang untuk menggaji pemain yang berjumlah 28 orang.
"Dari jumlah pengeluaran tersebut sekitar 60 persennya untuk membayar gaji pemain," imbuh Hendra.