TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - PSSI akhirnya dibekukan oleh Kemenpora, pertanggal 17 April 2015, atau sehari sebelum Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI, yang digelar di JW Marriot, Sabtu (18/4/2015).
KLB PSSI tetap jalan dan dibuka oleh Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia Tono Suratman ditandai dengan pemukulan gong didampingi oleh Ketua Umum PSSI Djohar Arifin.
"Dengan demikian, maka Kongres PSSI resmi dibuka," kata pembawa acara yang disambut dengan tepuk tangan hadirin.
Sebenarnya Kongres akan dibuka oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla, tetapi batal karena Kalla harus memantau langsung persiapan Peringatan Konferensi Asia Afrika (KAA) yang akan digelar selama 19-24 April 2015 di Jakarta dan Bandung.
Dalam sambutannya, Tono mengharapkan seluruh peserta Kongres untuk selalu cermat dan selektif dalam memilih calon-calon yang memiliki komitmen tinggi, bukan sekadar konsep yang enak didengar tapi tidak ada kenyataannya di lapangan. "Harus pilih yang memiliki loyalitas tinggi," kata dia.
Bertepatan dengan pelaksanaan Kongres, keputusan dibekukannya PSSI dari Menpora pun tersebar. Bahkan saat proses pemilihan ketua, banyak peserta KLB yang memandangi gadget untuk memantau perkembangan dibekukannya PSSI dari media online.
La Nyalla Mattaliti akhirnya terpilih menjadi Ketua PSSI setelah menang telak saat pemilihan dengan mengantongi 92 suara dari 106 pemegang hak suara pada KLB yang diwarnai dengan adanya demo Bonekmania Persebaya 1927.
Sedangkan calon lainnya Syarif Bastaman, hanya mendapat 14 suara sehingga empat calon lainnya tidak mendapatkan suara dari peserta kongres.
Sedangkan tiga calon lainnya mundur, yakni Joko Driyono, Djohar Arifin dan Achsanul Qosasih. La Nyalla pun sempat sujud syukur ketika dipastikan menjadi ketua PSSI.
Ketua PSSI terpilih La Nyalla Mattaliti pun angkat bicara soal pembekuan PSSI oleh Kemenpora. Ia menyiratkan, PSSI akan tetap melakukan aktivitas persepakbolaan.
"Saya tidak merasa dibekukan. Menpora tidak punya hak untuk membekukan PSSI karena PSSI berada di bawah FIFA, bukan berada di bawah Menpora. Ini negara hukum, kami akan tempuh jalur hukum," tegasnya.
Senada dengan Nyalla, Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Ridwan Hisyam mengatakan, untuk membekukan PSSI bukan wilayah Kemenpora, melainkan wilayah dari Kemenhumkam.
Ridwan mengatakan, PSSI adalah organisasi kemasyarakatan yang tunduk pada undang-undang. "Kalau masalah administrasi keolahragaan mungkin bisa saja, tapi kalau sampai membekukan tidak bisa. Itu wilayah Kemenkumham," katanya.
Ridwan menjelaskan, sebuah organisasi bisa dibubarkan jika melanggar undang-undang, seperti melakukan makar. "Atau organisasi itu dibubarkan oleh anggotanya sendiri," tambahnya.
Dibebukannya PSSI disambut gembira oleh Bonekmania 1927. Pendukung Persebaya 1927 itu, bersyukur Menpora akhirnya membekukan PSSI yang baru saja memilih ketua.
Bahkan usai mendapat informasi PSSI dibekukan, ribuan Bonekmania yang menggelar aksi di depan pelaksanaan Kongres PSSI di JW Marriot, membubarkan diri. "Kami sangat bersyukur akhirnya Menpora membekukan PSSI," kata Siti Nasiyah, Koordinator Bonekmania 1927.
Menurut Ita, sapaan akrab Siti Nasiyah, salah satu tuntutan Bonekmania 1927 adalah dibekukannya PSSI. "Kami bersykur karena tuntutan kami akhirnya terealisasi," tambah Ita.
Saat pelaksanaan KLB, Ribuan Bonekmania 1927 turun jalan melakukan aksi. Dengan datangnya ribuan Bonekmania ini, membuat Jalan Embong Malang Surabaya ditutup.
Ratusan polisi pun telah bersiaga untuk mengantisipasi dengan memberikan batas aksi sekitar 300 meter dari JW Marriot sehingga Bonekmania tidak bisa melakukan aksi tepat di depan JW Marriot.