Laporan Wartawan Harian Super Ball, Jun Mahares
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Kementrian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) menilai Persija Jakarta salah alamat menuntut ganti kerugian lantaran pembatalan laga lawan Persipura Jayapura, akhir pekan lalu.
Semestinya, manajemen Macan Kemayoran mendesak PSSI dan PT Liga Indonesia. Demikian dikatakan Deputi V Bidang Harmonisasi dan Kemitraan Kemenpora, Gatot S Dewa Broto.
“Persija mempunyai hirarki, mereka harusnya meminta pertanggungjawabannya kepada PT Liga Indonesia dan PSSI,” ujarnya.
Presiden Persija Jakarta Ferry Paulus melalui rilis yang diterima wartawan di Jakarta meminta Menpora Imam Nahrawi bertanggung jawab atas kerugian klub peserta LSI, termasuk Persija.
Sejumlah laga LSI, termasuk pertandingan Persipura kontra Persija yang sejatinya digelar pada Sabtu (24/4/2015), urung terlaksana. Izin keramaian tidak dikeluarkan pihak kepolisian menyusul larangan dari Menpora.
Pelarangan laga LSI menjadi konsekuensi sanksi pembekuan PSSI dan segala aktivitasnya yang dikeluarkan Menpora. Kebijakan ini dikeluarkan lantaran PSSI dianggap tidak mengindahkan tiga teguran tertulis yang melarang dua klub bermasalah, Arema Cronus dan Persebaya Surabaya ikut dalam kompetisi.
Kedua tim asal Jawa Timur itu dinyatakan tidak lolos verifikasi yang dilakukan Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) karena masih tersandung legalitas kepemilikan klub akibat warisan dari dualisme kompetisi pada 2013.
Persija, kata Gatot telah menyampaikan keluhannya pada pertemuan antara Menpora dan 18 klub peserta LSI 2015. Bahkan, pengelola klub berjulukan Macan Kemayoran itu juga diminta untuk segera melunasi gaji pemainnya.