TRIBUNNEWS.COM - Harapan Liverpool lolos ke Liga Champions musim depan makin berat. Dengan kompetisi yang menyisakan empat pertandingan lagi, dan jarak dengan Manchester United di peringkat keempat yang terpaut tujuh poin, hampir mustahil bagi The Reds bisa finis di posisi empat besar.
Peluang terbesar Si Merah kini hanyalah tampil di Liga Europa. Dan untuk mengamankan tiket ke kompetisi "kelas dua" di Eropa itu, The Reds wajib menjaga posisi di lima besar saat menjamu Queens Park Rangers (QPR) di Anfield, Sabtu (2/5)
Tipisnya jarak Liverpool yang mengoleksi 58 poin dari 34 pertandingan, sama dengan Tottenham yang berada satu strip di bawah mereka, membuat persaingan memanas. Apalagi Southampton yang berada di peringkat ketujuh, hanya berjarak satu angka.
Sekadar mengamankan kemenangan atas QPR, di atas kertas sebenarnya tak sulit bagi Steven Gerrard dkk mengalahkan klub asal London itu. Catatan tak pernah kalah dari QPR sejak 1991, menunjukkan bagaimana perkasanya Liverpool saat tampil di pendukung mereka sendiri.
Namun sayangnya hal itu hanya perhitungan matematis di atas kertas. Melihat kondisi saat ini, dimana Liverpool dalam keadaan limbung, tak menutup kemungkinan skuat asuhan Brendan Rodgers itu justru akan kembali kehilangan angka.
Dalam tiga laga terakhir, Liverpool gagal petik kemenangan dari tim papan bawah. Bahkan dua di antaranya mereka kalah dari Aston Villa dan Hull City. Sementara saat melawan West Bromwich Albion, Liverpool hanya bermain imbang tanpa gol.
Catatan ini menjadi petunjuk bahwa Liverpool tidak bisa meremehkan lawan selemah apapun. Apalagi lini depan mereka masih tumpul, meski ada sederet nama beken.
"Kami tidak bisa menyembunyikan fakta bahwa kami kehilangan 50 gol. Dengan para striker saat ini kami, gagal menembus empat besar," keluh Rodgers pasca dikalahkan Hull City.