TRIBUNNEWS.COM - Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, akhirnya buka suara terkait rencana pembelian mayoritas saham Persija Jakarta.
Upaya kerja sama tersebut dibatalkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI lantaran besarnya utang yang dimiliki pengelola tim ibu kota itu.
"Enggak beli. Kami lagi suruh dari Jakpro (PT Jakarta Propertindo) urus. Kayaknya enggak bisa beli. Utangnya banyak," ujar Gubernur yang akrab disapa Ahok itu.
Sebelumnya, Pemprov DKI telah sepakat membeli 20 persen saham Persija. Pembelian bakal ditingkatkan hingga mencapai 60 persen jika lapaoran keuangan Persija telah diaudit.
Ahok mengubah keputusannya lantaran kondisi keuangan tim ibu kota yang minus. Manajemen Persija menanggung utang sebesar Rp 76 miliar.
Dengan kondisi keuangan seperti itu, Ahok berencana menguasai saham Persija hingga di atas 95 persen untuk mendapatkan hak penuh untuk mengelola Macan Kemayoran. Ahok juga mengancam akan membatalkan transaksi jika pihak klub menolak rencananya itu.
“Kalau tidak mau (dibeli 90 persen saham) kami batalin beli Persija. Ngapain beli dia. Lebih baik kami beli klub kecil saja, seperti Persijatim yang kemudian menjadi Sriwijaya FC,” kata Ahok, pertengahan Februari 2015.
Persija menjadi satu dari 16 klub Liga Super Indonesia yang dinyatakan lolos verifikasi oleh Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) pada awal musim 2015.