TRIBUNNEWS.COM - Presiden Joko Widodo memutuskan akan terlibat dalam proses seleksi tim transisi yang akan mengambil alih tugas Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI). Presiden ingin memastikan bahwa yang duduk dalam tim transisi adalah orang-orang berintegritas.
"Beliau tanya satu per satu dan kami jelaskan. Beliau meminta satu dua hari ini untuk melihat figur di transisi. Beliau tidak ingin terus bermasalah dan tidak punya integritas," ujar Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi, seusai bertemu Presiden Jokowi di istana kepresidenan, Rabu (5/5/2015).
Imam menjelaskan, tugas Tim Transisi adalah mengendalikan dan memantau kompetisi secara objektif, akuntabel, jujur, dan terbuka.
"Tentu tidak boleh ada mafia bola, tidak boleh ada pengaturan skor, tidak boleh ada pemain yang tertunggak, wasit yang tidak terbayar," ujar Imam.
Imam yakin langkahnya membekukan PSSI dan membentuk tim transisi ini bukan sebagai bentuk intervensi negara. Teguran yang dilayangkan FIFA dinilainya bukan untuk pemerintah, melainkan untuk PSSI.
"Kita negara berdaulat. Kita ingin punya proyeksi masa depan, cita-cita besar dan kebanggaan bangsa kita lihat sebagai capaian di masa datang," katanya.
Menpora Imam Nahrawi telah mengeluarkan Surat Keputusan (SK) Nomor 01307 Tahun 2015 yang berisi sanksi administratif bagi Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), Jumat (17/4/2015). Sebagai konsekuensi dari SK itu, Menpora akan membentuk Tim Transisi yang mengambil alih tugas PSSI.