TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Manajemen Perseru Serui menilai langkah Menpora RI, Imam Nahrawi, yang telah membentuk Tim Transisi merupakan sebuah untuk menghancurkan sepakbola Indonesia saat ini.
Pasalnya, sanksi dari FIFA sedang menghantui PSSI jika kisruh yang terjadi antara Menpora dan PSSI tak kunjung diselesaikan hingga 29 Mei mendatang.
Namun, ancaman FIFA tersebut tak dihiraukan Menpora dan tetap tancap gas mempersiapkan Tim Transisi untuk mengambil alih tugas dan fungsi dari PSSI.
"Niat Menpora untuk membenahi PSSI terutama oknum-oknum yang dinilai sarat korupsi silakan. Tapi jangan membekukan PSSI dan menghentikan liga. Kami Perseru tetap pada komitmen bahwa kami tidak akan ikut liga bentukan Tim Transisi yang telah diumumkan," kata Yan Pieter Ayorbaba, manajer Perseru seperti dikutip dari Goal Indonesia.
Ayorbaba menilai, tujuan pembentukan Tim Transisi tidak jelas. Menyusul, Kepengurusan PSSI saat ini berdasarkan Kongres Luar Biasa PSSI, 18 April lalu, telah diakui AFC dan FIFA.
"Klub- klub ISL sekarang ini dianggap seperti teroris, sehingga Mabes Polri tidak berikan izin pertandingan atas permintaan Menpora. Sebenarnya maksud Menpora untuk hentikan liga ini apa?" katanya.
"Khusus kami tim sepakbola yang ada di Papua, sebenarnya sepakbola ini merupakan alat pemersatu bangsa Indonesia. Tetapi kalau begini caranya intervensi Pemerintah, maka lebih baik Papua minta merdeka saja dan ikut kompetisi di Papua Nugini," pungkasnya.