News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Liga Super Indonesia

Yan Pieter Ayorbaba: Menpora Sudah Kesetanan

Penulis: Sigit Nugroho
Editor: Dewi Pratiwi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Iyan Ayorbaba

Laporan Wartawan Harian Super Ball, Sigit Nugroho

TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Tak kunjung selesainya konflik sepakbola di Indonesia yang membuat kompetisi tidak berlangsung hingga sekarang dinilai oleh manajer Perseru Serui, Yan Pieter Ayorbaba, karena sikap Menpora Imam Nahrawi yang sudah kesetanan.

Itu membuat PSSI sulit melakukan pembicaraan dengan menteri berkumis itu.

"Menpora sudah kesetanan dan tidak merasa bersalah. Sepertinya sudah tidak ada tempat untuk PSSI bagi Menpora. Itu bisa terlihat dengan langkah Menpora yang seperti tidak memperdulikan nasib sepakbola di tanah air. Meski ditentang banyak pihak, tetap saja Menpora tidak mau memberikan izin bertanding. Sehingga kompetisi pun terhenti sampai sekarang," kata Ayorbaba kepada Harian Super Ball, Jumat (8/5/2015).

Menurut Ayorbaba, Menpora sudah menutup diri dari PSSI, itu terlihat dari usaha PSSI yang selalu gagal menemuinya.

"Beberapa kali PSSI berusaha menemuinya di kantornya, tetap saja Menpora tidak mau. Itu bukti, kalau Menpora memang sudah kesetanan dengan sikapnya dan tidak mau berbicara dengan PSSI," ucap Ayorbaba.

Bahkan saat dipanggil oleh Presiden Joko Widodo, Menpora pun tetap keukeuh tidak mencabut keputusannya membekukan PSSI dan tidak memberikan izin kompetisi.

"Malahan Presiden setuju dengan langkah Menpora yang katanya ingin membenahi sepakbola kita termasuk PSSI. Suara kami dan PSSI sudah tidak didengar. Menpora sudah bergerak sendiri tanpa pedulikan fungsi PSSI sebagai federasi resmi di negeri ini," ujar Ayorbaba

Sikap Menpora itu membuat Ayorbaba prihatin. "Seharusnya Menpora memiliki kebijakan untuk melakukan pembenahan melalui kerjasama dengan PSSI. Bukan dengan membekukan PSSI, sehingga kompetisi bisa tetap berjalan. Pembenahan pun bisa dilakukan sambil kompetisi berjalan. Tidak seperti sekarang, pembenahan dilakukan sepihak dan justru mematikan kompetisi," jelas Ayorbaba.

Ayorbaba menambahkan, ekses dari sikap kesetanan dan tidak bersalah dari Menpora itu membuat seluruh klub peserta kompetisi Liga Super Indonesia (LSI) dan Divisi Utama (DU) mati suri.

"Nasib kami tergantung dari berjalannya kompetisi. Tanpa kompetisi, kami tidak bisa berbuat apa-apa. Akhirnya pemain dan pelatih jadi menganggur. Kalau sudah begini, siapa yang bertanggungjawab. Kami kehilangan pekerjaan dan tidak bisa menafkahi keluarga," tambah Ayorbaba.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini