TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum PSSI La Nyalla Mahmud Mattalitti mengemukakan, ia sudah menyampaikan semua hal yang terkait dengan dinamika persepakbolaan Indonesia saat ini kepada Presiden FIFA Joseph 'Sepp' Blatter saat mereka bertemu di Kongres AFC beberapa waktu lalu di Bahrain.
"Semua sudah saya sampaikan, tidak ada yang saya tutup-tutupi," ungkap Ketum PSSI 2015-2019 yang terpilih melalui KLB yang sangat demokratis pada 18 April lalu di Hotel JW Marriot, Surabaya, Jatim.
Pertemuan antara La Nyalla Mahmud Mattalitti dengan Sepp Blatter saat Kongres AFC di Bahrain itu tampaknya masih menumbuhkan tanda-tanya bagi sejumlah kalangan.
Sebab, selama ini, hanya ada surat, tapi tidak diketahui persis apa yang terjadi.
KEKUATAN UNTUK MENYATUKAN
La Nyalla mengungkapkan jika pihaknya menyampaikan semua hal yang terjadi di Indonesia.
Apalagi seharusnya, Indonesia sudah mendapatkan sanksi dari FIFA, begitu PSSI dibekukan oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) pada 17 April lalu.
"Sebab, di situ ada intervensi. Perlu diingat, yang Menpora tidak tahu adalah dia beranggapan jika PSSI dibekukan, maka kepengurusan PSSI yang ada saat ini tidak berlaku. Otomatis di-suspend juga oleh FIFA, padahal tidak begitu," terang La Nyalla.
"Saya tanya ke FIFA, mereka justru mengakui kepengurusan saya. Mereka malah menyatakan single majority. Angka saya 92 suara, sementara saingan hanya 14. Kata BIatter, ini satu kekuatan besar untuk menyatukan sepakbola Indonesia. Itu yang disampaikan Blatter dan Shaikh Salman (Presiden AFC), bahwa kepengurusan saya tidak bisa diutak-atik sampai 2019," lanjutnya.
CEGAH SANKSI FIFA
Sedangkan terkait sanksi yang akan diberikan FIFA untuk sepakbola Indonesia, diutarakan La Nyalla, masih bisa diupayakan dengan sejumlah catatan.
Karena itu, La Nyalla terus berjuang supaya Menpora Imam segera mencabut pembekuan terhadap organisasi olahraga tertua di Indonesia tersebut.
"Saat Blatter menyatakan ini harus di-suspend, saya bilang jangan dulu. Nanti saya usahakan mengadakan pendekatan. Mereka kasih usul, kalau begitu PSSI tulis surat kepada Menpora. Ingatkan bahwa kalau sampai Indonesia disuspend, berarti Indonesia tidak bisa mengikuti SEA Games, Pra-Piala Dunia, menjadi tuan rumah U-16 dan tuan rumah U-19," terangnya. tb