TRIBUNNEWS.COM, SOLO - Manajemen PT Persis Solo Saestu (PSS) resmi membubarkan Persis Solo sebagai dampak putusan PSSI menghentikan kompetisi setelah dibekukan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).
PSSI menghentikan seluruh kompetisi di Indonesia setelah menggelar rapat Komite Eksekutif, Sabtu (2/5/2015). Kompetisi dihentikan karena kondisi force majeure setelah PSSI menilai programnya tidak didukung oleh pemerintah.
"Realistis saja, kami tidak ada pemasukan karena tidak ada pertandingan. Terus bagaimana kami bisa menggaji pemain. Uang dari mana? Ya terpaksa Persis Solo kami bubarkan," ujar CEO PT Persis Solo Saestu, Paulus Haryoto.
Meski dibubarkan, Paulus memastikan, klubnya bakal tetap membayar gaji pelatih dan pemainnya untuk periode April dan Mei.
Namun, pihak manajemen Persis hanya sanggup membayar gaji pemain yang sudah dikontrak pada musim tahun ini sebesar setengah dari gajinya.
Pemain sayap Persis Solo, Andrid Wibowo, saat dimintai konfirmasi soal pembubaran Persis Solo, mengaku pasrah dengan keputusan pihak manajemen. Menurut Andrid, dirinya hanya bisa pasrah dengan menerima 50 persen gajinya bulan ini.
"Nanti kurangnya akan dibayar jika ada kegiatan turnamen. Sekarang aku hanya fokus latihan sendiri saja dengan pemain-pemain lainnya agar kondisi fisik kami bisa tetap prima," kata Andrid.