News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

PSSI Dibekukan

Walikota Surakarta: Daripada Dibubarkan, Pemain Persis Sebaiknya Diliburkan Saja

Editor: Ravianto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pemain PSIS Semarang M Yunus (biru) berebut bola dengan pemain Persis Solopada pertandingan uji coba di Stadion Jatidiri, Kota Semarang, Jateng, Sabtu (21/2/2015). Pada pertandingan tersebut PSIS Semarang berhasil unggul 3-0 dari Persis Solo, dan direncanakan PSIS Semarang akan bertanding melawan Semen Padang pada pekan depan. (Tribun Jateng/Wahyu Sulistiyawan)

TRIBUNNEWS.COM, SOLO - Wali Kota Surakarta FX Hadi Rudyatmo menyatakan kecewa dan tidak menyangka Persis Solo dibubarkan oleh pihak manajemen PT Persis Solo Saestu (PSS).

"Kami mendengar keputusan itu merasa kecewa, karena Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) sudah membentuk tim transisi untuk menggulirkan kembali kompetisi," kata Hadi Rudyatmo yang juga selaku pelindung Persis di Solo, Senin.

Bahkan, Rudyatmo juga menyakinkan bahwa dengan dibentuknya tim transisi tersebut maka kompetisi bisa kembali digulirkan sehingga persepakbolaan nasional akan bisa bangkit.

Menurut Rudyatmo, tim transisi yang dibentuk untuk mengganti sementara induk organisasi sepak bola Indonesia PSSI menjalankan kompetisi belum bekerja, namun Persis justru sudah dibubarkan.

"Ini akan mengecewakan pencinta sepak bola di Kota Solo khususnya dan nasional pada umumnya," katanya.

Rudyatmo yang juga salah satu anggota tim transisi PSSI tersebut menjelaskan, pihaknya memang tidak mengetahui jika Persis sudah dibubarkan karena manajemen tidak melakukan komunikasi soal itu.

Rudyatmo mengatakan pihaknya sudah banyak memberikan masukan kepada manajemen Persis, antara lain agar lebih sabar menunggu kinerja tim transisi yang dibentuk oleh Kemenpora.

Pihak manajemen Persis bisa meliburkan semua pemain dan pelatih sambil menunggu pengumuman digelarnya kompetisi kembali.

"Persis daripada dibubarkan lebih baik pemain diliburkan. Pemain diajak komunikasi soal gaji. Mereka bisa dibayar beberapa persen saja dari gajinya selama diliburkan," kata Rudyatmo.

Rudyatmo menilai pihak manajemen terlalu tergesa-gesa mengambil keputusan dan seharusnya bisa dibicarakan dengan baik-baik selama masa liburan sambil menunggu kerja tim transisi,

"Kami akan komunikasikan dengan pengurus Persis agar masyarakat pencinta bola di Solo tidak kecewa dan resah dengan keputusan pembubaran itu," katanya.

Manajemen PT Persis Solo Saestu (PSS) sebelumnya menyatakan secara resmi membubarkan timnya yang telah siap berkompetisi di Divisi Utama 2015 karena dampak pembekuan PSSI oleh Kemenpora, Minggu (10/5).

Menurut Chief Eksekutif Officer (CEO) PT Persis Solo Saestu, Paulus Haryoto, semua jajaran Direksi PT Persis Solo Saestu mengumpulkan seluruh pengurus dan pemain tim berkostum merah tersebut mengadakan rapat secara tertutup di Balai Persis Solo, Minggu (10/5).

Pihak menajemen mengambil jalan terbaik dengan membubarkan tim Persis Solo karena belum ada kejelasan digelarnya kompetisi sepak bola di Tanah Air.

Menurut Paulus Haryoto, dampak dihentikannya kompetisi membuat Persis Solo kesulitan untuk mencukupi kebutuhan operasional klub terutama gaji untuk pemain per bulan.

Paulus Haryoto menjelaskan, pembubarkan Persis tersebut merupakan "force majeure" atau kejadian atau keadaan yang terjadi di luar kemampuan dari para pihak yang bersangkutan. Sehingga, semua pihak harus bisa menerima.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini