TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Liga Indonesia menyatakan tidak bersedia menjalankan kompetisi atas permintaan pemerintah dalam hal ini Kementerian Pemuda dan Olahraga yang dipimpin Imam Nahrawi.
Tenggat waktu dari Kemenpora hingga 9 Mei tidak mendapat tanggapan serius dari PT Liga. Kemenpora pun dipastikan harus mencari operator lain diluar PT Liga menyusul sudah terbentuknya Tim Transisi.
CEO PT Liga Indonesia, Joko Driyono menjelaskan pihaknya enggan membahas soal permintaan Kemenpora pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang akan berlangsung di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (13/5/2015).
Menurutnya RUPS kali ini berstatus luar biasa, sebab PSSI telah memberhentikan kompetisi dengan force majeur, 2 April lalu.
"Namanya saja RUPS luar biasa, soalnya PT Liga baru menggelar RUPS kalau kompetisi sudah selesai. Tapi rapat ini harus kami lakukan karena keputusan PSSI menghentikan kompetisi (saat rapat Exco)," ujar pria yang akrab disapa Jokdri, Selasa (12/5/2015).
Adapun beberapa agenda utama untuk membahas kelanjutan kompetisi, dimulai dari proyeksi keuangan hingga rencana menggelar turnamen Piala Liga.
"Direksi perlu menyampaikan pada forum pemegang saham untuk pertanggungjawaban program serta keuangan sejak 2 Mei lalu atau Maret lalu," tambahnya.