News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Putri Jakarta Matador FC Manfaatkan 'Mengenal Filosofi Kepelatihan Sepakbola Rahmad Darmawan'

Editor: Toni Bramantoro
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tim Sepakbola Putri Jakarta Matador FC

TRIBUNNEWS.COM, JEMBER - Putri Jakarta Matador FC mendukung pengembangan sumber daya di sepak bola wanita, meski saat ini tengah memperbanyak jam terbang dengan mengikuti berbagai turnamen sepakbola.

Bersinergi dengan federasi PSSI Jember, Putri Jakarta Matador FC menggelar klinik kepelatihan yang bertajuk 'Mengenal Filosofi Kepelatihan Sepakbola Rahmad Darmawan'.

Karena itulah Putri Matador FC siap sedot ilmu pelatihan dan manajemen klub professional.

Hajatan Askab PSSI Kabupaten Jember ini, dijadwalkan bergulir 16-17 Mei mendatang di jantung kota tersebut.

Selain mengirim delegasi untuk mengikuti workshop di Hotel Bandung Permai, Jember akhir pekan ini, ajang eksebisi sepak bola wanita di Stadion Notohadi Negoro, Jember juga siap di lahap skuad Putri Jakarta Matador FC.

Bukan hanya meregristrasikan nama asisten pelatih Munif, manajemen juga memastikan mengirim kapten Putri Jakarta Matador FC, Winda Artha untuk ikut menimba ilmu sebanyak mungkin dari Rahmar Darmawan.

“Sepak bola wanita tidak sesederhana dibandingkan sepak bola kebanyakan saat dimainkan oleh pria. Regenerasi harus lebih cepat dilakukan. Di pria konsekwensi tertinggi hanya sebatas kata terlambat. Sedang di putri, konsekwensi lebih besar yakni kata hilang,” ungkap Project Officer Putri Jakarta Matador FC, Wijang Kinanjar.

Saat ini beberapa pemain putri Jakarta Matador FC sudah masuk semester akhir kuliah. Sistem sepak bola yang masih belum bersahabat dengan kepentingan wanita, ke depan manajemen ingin putri binaan menjadi agen kampanye saat mereka kembali ke kehidupan nyata.

“Pasar atau hidup pemain ada di kompetisi, dan kami tidak ingin munafik dengan menjanjikan sesuatu di luar kewenangan kami. Sepak bola bukan sekadar menendang bola, tapi juga perlu ilmu khusus  terkait manajemen teknis hingga pengelolaan tim. Dan sepak bola wanita masih kekurangan SDM, yang mengerti wanita hanya wanita,” papar Wijang.

Daerah lain diharapkan Wijang juga meniru apa yang dilakukan Asosiasi Kabupaten PSSI Jember. Kendati tidak terhubung langsung dengan PSSI pusat, baik program maupun pendanaan, tapi ada posisi tanggung jawab coba ikut diambil terkait sepak bola di Indonesia.

Meski digelar tidak khusus untuk sepak bola wanita, namun upaya Askab PSSI Jember membuka pintu untuk sumber daya di sepak bola wanita, menjadi jembatan sederhana bagi kaum hawa untuk menyelam lebih dalam mencari tahu posisi mereka di sepak bola tanah air.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini