TRIBUNNEWS.COM - Persija Jakarta lahir dari perjalanan sejarah berdirinya tanah air. Klub berjuluk Macan Kemayoran ini muncul tahun 1928 sebagai alat perjuangan melawan kolonial Belanda. Karena itu klub yang bersejarah ini tidak dilepas begitu saja.
Demikian diutarakan Binner Tobing, Ketua klub Mahasiswa FC, salah satu dari 30 anggota klub internal Persija, terkait perkembangan rencana akuisisi klub Persija Jakarta oleh Pemerintah Daerah (Pemda) DKI Jakarta.
Ia meminta Presiden Klub Persija Jakarta, Ferry Paulus, menjelaskan duduk persoalan sesungguhnya tentang isu penjualan saham klub kebanggaan warga Jakarta ini kepada 30 klub internal yang juga sebagai pemegang saham.
"Persija itu ada sejarahnya bukan barang baru. Jadi nggak sembarangan. Makanya mesti kumpul dulu dengan 30 klub anggotanya dan membahas apa masalahnya. Jangan dilepas begitu saja," ujar Binner Tobing, Minggu (17/5/2015).
Binner mengatakan, selama ini pihaknya sama sekali belum pernah mendapatkan informasi dari manajamen terkait rencana penjualan saham Persija Jakarta.
Ketua yang mengklaim satu-satunya anggota yang memiliki lapangan di Kuningan, Jakarta, ini menyatakan langkah penjualan atau penawaran saham ke pihak lain itu perlu mendapatkan persetujuan dari anggota.
"Kalau memang ingin melakukan itu (jual saham) ya dikumpulin dulu 30 klub anggotanya untuk menentukan langkah. Jangan anggap (Persija) ini milik kau," ujarnya.
Baca Juga di Harian Super Ball, Senin (18/5/2015)