Laporan Wartawan Harian Super Ball, Sigit Nugroho
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Direktur Teknik Semen Padang, Asdian memperkirakan kompetisi Liga Super Indonesia (LSI) tidak bisa digelar dalam waktu dekat, namun kompetisi LSI akan tetap digelar pada musim depan.
Menurut Asdian, permintaan Wakil Presiden, Jusuf Kalla yang meminta kepada Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Imam Nahrawi untuk segera mencabut pembekuan PSSI agar semua sepak bola berjalan normal tidak akan serta merta membuat kompetisi LSI musim ini bisa cepat berjalan.
"Saya perkirakan dalam satu atau dua hari ke depan, Menpora akan membuat pernyataan resmi untuk mencabut pembekuan PSSI dan meminta PSSI mencabut kasus di PTUN terhadap Menpora. Lalu PSSI meminta PT Liga Indonesia (PT LI) untuk kembali menggelar kompetisi. Namun sebelum menggelar kompetisi, PT LI akan kembali menggelar pertemuan dengan seluruh klub," kata Asdian kepada Harian Super Ball, Senin (25/5/2015).
Menurut Asdian, pertemuan dengan PT LI itu untuk meminta klub menyiapkan timnya masing untuk mengikuti kompetisi LSI kembali.
Namun klub tidak bisa dengan cepat untuk menyiapkan diri. Pasalnya banyak klub yang sudah memulangkan pemain dan tim pelatihnya. Dengan demikian, butuh waktu yang tidak sebentar untuk menyiapkan tim.
"Seluruh klub harus memanggil semua pemain dan tim pelatihnya untuk kembali berlatih. Latihan bisa memakan waktu minimal dua minggu atau satu bulan sebelum kompetisi kembali digelar. PT LI juga harus menyiapkan kembali kompetisi yang waktunya jelas tidak sebentar, karena harus menyiapkan perangkat pertandingan dan mengurus izin bertanding. Jadi jika semua siap, paling tidak kita baru bisa menggelar kompetisi untuk musim depan yang rencananya digelar pada September 2015. Waktu yang ada saat ini sangat mepet jika kompetisi musim ini digelar kembali dalam waktu dekat. Padahal kesiapan seluruh klub tidak seragam," jelas Asdian.
Kabau Sirah, julukan Semen Padang, yang sudah meliburkan pemain sejak beberapa hari lalu pun tidak bisa serta merta memanggil timnya untuk berlatih.
"Beberapa pemain kami sudah pulang. Pemain yang masih ada pun sedang bersiap-siap untuk pulang. Mereka sudah memesan tiket pesawat. Kalau tiba-tiba kompetisi digelar, bagaimana mungkin kami bisa memanggil seluruh pemain dan tim pelatih. Sedangkan, kompetisi belum bisa dipastikan waktu pelaksanaannya. Jadi menurut saya perkiraannya adalah kita baru bisa menggelar kompetisi musim depan. Itu yang paling realistis bisa dilakukan," tutur Asdian.
Asdian menambahkan, dalam keputusannya nanti diperkirakan Menpora akan membuat beberapa catatan program atau usulan terhadap PSSI.
"Bisa saja Menpora akan mencabut pembekuan PSSI dengan beberapa catatan yang harus dijalankan dengan tujuan untuk memperbaiki sistem kompetisi dan keorganisasian PSSI. Jadi saat ini tidak bisa diharapkan kompetisi musim ini bisa segera digelar dalam waktu dekat," tegas Asdian.
Dari perkiraan itu, Asdian menyatakan, keputusan untuk berdamai antara Menpora dan PSSI itu semata-mata agar Indonesia terhindar sanksi dari FIFA. Kabarnya FIFA akan memberikan keputusan terkait sanksi itu pada 29 Mei 2015.
"Jadi menurut saya, langkah yang dilakukan JK, PSSI, dan Menpora baru sebatas untuk menyelamatkan Indonesia dari pemberian sanksi oleh FIFA. Untuk kepastian mulai digelarnya kembali kompetisi LSI musim ini belum bisa ditentukan dalam waktu dekat," ujar Asdian.
Meski demikian, Asdian melihat ini sebagai titik terang dari berakhirnya konflik sepakbola di dalam negeri. "Sebagai pelaku sepakbola, saya menyambut baik pertemuan itu. Mudah-mudahan, kita tidak sampai diberi sanksi oleh FIFA. Kami tetap berharap konflik ini bisa segera diselesaikan," papar Asdian.