News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Liga Europa

Final Liga Europa: Kualitas Kontra Kerja Keras

Penulis: Deny Budiman
Editor: Husein Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TRIBUNNEWS.COM - Partai final Liga Eropa yang mempertemukan Dnipro Dniproprovetsk kontra Sevilla sangat spesial di mata Juande Ramos. Pelatih asal Spanyol ini pernah berjaya saat menukangi kedua klub.

Ia membawa Sevilla juara Liga Eropa pada 2006, dan 2007, sebelum melatih Dnipro sejak 2010 sampai 2014.

Pelatih 60 tahun ini kemudian hengkang dari Ukraina menyusul konflik Ukraina kontra Rusia. Ia khawatir dengan keselamatan keluarganya. Sepeninggal pelatih yang sukses membawa timnya jadi runner-up Liga Ukraina di musim 2013-14, Dnipro kemudian terus berkembang di bawah pelatih anyar, Myron Markevych.

Saat ia tiba, Dnipro sama sekali belum pernah merasakan berkiprah di Liga Eropa. Selama ini tenggelam di balik kejayaan dua klub raksasa Ukraina, Dinamo Kyiv dan Shakhtar Donetsk.

Tangan dingin Ramos berhasil membawa mereka jadi runner-up di musim 2013-14, hingga bisa mencicipi kompetisi di Eropa.

Ia merasa punya andil hingga Dnipro yang diasuhnya selama empat musim, kini bisa melangkah ke babak final Liga Eropa.

"Saya mungkin punya sedikit andil. Jika melihat formasi pemain, saya lihat tak ada perubahan sama sekali dengan skuad yang saya punya dulu. Saya ikut gembira mereka bisa merasakan pengalaman bermain di final Liga Eropa," katanya.

Di matanya, Dnipro adalah klub spesial. "Kenapa? Karena mereka didominasi pemain lokal. Di Kiev dan Donetsk banyak pemain asing. Tapi di Dnipro mereka mengandalkan pemain lokal. Karenanya para fan lebih dekat dengan mereka," tuturnya.

Ramos juga punya kenangan indah dengan Sevilla. Di final 2006, ia membawa mereka menghancurkan Middlesbrough 4-0. Setahun berikutnya, ia mempertahankan trofi juara setelah menang adu penalti melawan Espanyol.

Mana yang ia jagokan? Ramos sulit menjawab. Menurutnya, kedua tim punya gaya berbeda. "Sevilla tim besar dengan barisan pemain berkualitas. Mereka salah satu yang terkuat di Liga Eropa. Sedang Dnipro adalah tim yang berisikan para pekerja keras. Mereka bermain mengandalkan kolektivitas," ujarnya.

"Para pemain Dnipro tak akan berhenti mengejar bola. Mereka akan terus berlari sebelum peluit panjang berbunyi. Mereka punya fisik yang mengagumkan. Namun mereka tak bisa hanya mengandalkan otot melawan para pemain berkualitas dari Sevilla. Bagaimanapun, saya merasa bangga melihat dua tim yang pernah saya asuh bisa berlaga di final," tutur Ramos yang statusnya kini masih menganggur ini.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini