TRIBUNNEWS.COM - Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) ikut bersuara terkait pengunduran diri Sepp Blatter dari kursi Presiden FIFA.
Menurut kementerian yang dipimpin Imam Nahrawi tersebut, Sepp Blatter seharusnya tak perlu mengikuti pemilihan presiden FIFA pada 29 Mei 2015 lalu.
Sepp Blatter mengumumkan pengunduran dirinya dalam konferensi pers di markas FIFA, Zurich, Swiss, Selasa (2/6/2015). Alasannya, ia mengaku tak mendapat dukungan cukup dari publik.
Melalui pernyataan yang diunggah Kepala Komunikasi Publik Gatot S Dewa Broto, Kemenpora mengapresiasi putusan Blatter itu.
"Pengunduran diri Sepp Blatter itu hendaknya menjadi pelajaran bagi seluruh pejabat FIFA dan para anggota federasinya untuk juga harus responsif secara bijak jika menghadapi sorotan atas berbagai kasus yang ada tanpa harus menunda-nunda waktu pengunduran diri," bunyi pernyataan tersebut.
"Idealnya Sepp Blatter dulunya tidak perlu mencalonkan diri sebelum Kongres FIFA bulan Mei 2015 lalu, tetapi itu tidak mungkin karena merupakan haknya. Namun, pengunduran dirinya saat ini paling tidak hanya memberi beban tambahan pada FIFA untuk mengadakan kongres lagi secepatnya daripada menangani sejumlah masalah lain yang lebih mendesak," lanjutnya.
Hanya, Kemenpora tak membahas hal baru terkait sanksi pencabutan keanggotaan FIFA terhadap Indonesia yang dijatuhkan pada 30 Mei 2015. Mereka cuma mengulang pernyataan pada 31 Mei 2015 perihal sejumlah kejanggalan dalam surat FIFA.