TRIBUNNEWS.COM, BARCELONA - Barcelona membuat acara perpisahan khusus untuk Xavi Hernandez di Stadion Camp Nou, Rabu (3/6/2015), jelang keberangkatan tim menuju Berlin guna melakoni partai final Liga Champions melawan Juventus, Sabtu (6/6/2015).
Pada acara tersebut, Xavi didaulat untuk menyampaikan ucapan perpisahan di hadapan jajaran pengurus, rekan-rekan, mantan pemain, dan legenda hidup Barcelona. Pemain yang akan bergabung dengan Al Sadd pada musim depan itu tak kuasa menahan tangis saat menyampaikan ucapan perpisahannya.
Berikut cuplikan ucapan Xavi pada acara perpisahannya:
“Terima kasih kepada semua yang hadir di sini.”
“Pertama-tama, aku mengucapkan terima kasih kepada anggota klub dan suporter Barcelona, serta semua orang yang memberikan dukungan.”
"Aku juga berterima kasih kepada semua orang yang memintaku bertahan dan selalu meneriakkan namaku di Camp Nou.”
“Terima kasih untuk Barcelona, klub tempatku bernaung selama hampir 25 tahun atau sejak usiaku 11 tahun. Tak pernah terbersit dalam mimpiku atas segala hal yang kudapatkan selama membela Barcelona,” lanjut Xavi.
“Aku berterima kasih kepada seluruh pelatihku sejak tim muda dan tim B. Aku merasa beruntung dilatih Joan Villa. Aku takkan bisa membalas atas apa yang telah anda berikan kepadaku. Andalah kunci perkembanganku. Anda mengajariku segalanya, mulai dari gaya bermain hingga cara membaca permainan.”
“Di klub ini, aku berkembang menjadi seorang pesepak bola juga manusia. Seluruh gelar dan penghargaan yang didapat tak bisa dibandingkan dengan senyum dan keberadaan teman-teman. Itulah hal terindahku selama sekian tahun.”
“Kepada seluruh presiden, kalian selalu baik kepadaku. Aku bisa katakan punya hubungan baik dengan mereka. Begitu juga para pelatih, termasuk yang hanya melatih sebentar seperti Radomir Antic, Serra Ferrer, Carles Rexach, maupun Tata Martino.”
“Aku berterima kasih kepada Louis van Gaal yang telah memercayaiku. Begitu juga kepada Frank Rijkard yang selalu berkata bahwa aku harus menjadi panutan.”
“Juga kepada Pep Guardiola, idolaku sejak dirinya masih sebagai pemain lalu melatih. Terima kasih pula untuk Tito Vilanova yang sudah seperti ayah sepak bola buatku. Anda selalu berada di hatiku.”
“Terima kasih kepada Luis Enrique dan Andoni Zubizarreta yang meyakinkanku untuk tidak pergi pada musim lalu. Aku beruntung tidak melakukan (keinginan) itu.”
“Setengah hidupku dihabiskan di Camp Nou. Aku beruntung bisa berbagi dengan para olahragawan sekaligus manusia hebat.”
“Meskipun sudah mengucapkan salam perpisahan dengan tim nasional, aku ingin berterima kasih kepada semua orang di La Roja yang membantuku berkembang. Ucapan spesial untuk mendiang Luis Aragones. Aku merasa rasa terima kasih takkan cukup untuk membalas semua kebaikan Anda.”
“Terima kasih untuk ayahku atas segala nasihatmu. Aku tak tahu akan seperti apa tanpa nasihatmu itu. Terima kasih kepada ibuku. Tanpamu, mungkin aku sudah lama meninggalkan Barcelona sejak beberapa tahun lalu.Terima kasih untuk selalu memercayaiku.”
“Terakhir, terima kasih teruntuk istriku Nuria, sosok terpenting dalam hidupku. Kami berdua akan pergi ke Qatar, tapi pasti akan jadi bertiga. Meskipun belum tahu nama bayi dan nomor keanggotaannya di klub ini, kami bertiga akan menjadi suporter Barcelona di Qatar.”
“Sekali lagi, terima kasih Barcelona. Aku sangat berterima kasih atas segala hal yang diberikan kepadaku. Sebelum pergi, aku berharap bisa mengangkat trofi lain di Berlin, Sabtu nanti.”
“Aku berharap ini bukanlah ucapan perpisahan, tapi sampai ketemu lagi. Visca Barca, visca Catalan!”