Laporan Wartawan Harian Super Ball, Sigit Nugroho
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Pelatih Gresik United, Liestiadi mengaku siap saja jika manajemen memerintahkannya untuk menyiapkan tim untuk ikut pertandingan di turnamen atau kompetisi apapun.
"Sebagai profesional, saya memang harus siap menyiapkan tim untuk pertandingan apapun. Apalagi sejak kompetisi terhenti, saya masih dikontrak oleh manajemen Gresik United," kata Liestiadi kepada Harian Super Ball, Rabu (10/6/2015).
Jadi bagi Liestiadi tidak masalah jika manajemen memutuskan untuk mengikuti turnamen yang bakal digelar Tim Transisi bentukan Kemenpora, yakni Piala Presiden.
"Sebagai pelaku sepakbola yang bekerja sesuai kontrak, saya tidak mempermasalahkan jenis turnamen atau kompetisi. Asalkan ada permintaan dari manajemen, saya langsung bergerak. Tetapi sayangnya sampai sekarang, saya belum mendapat kabar dari manajemen terkait turnamen yang akan digelar Kemenpora. Sehingga saya tidak tahu apakah Gresik United menjadi salah satu klub yang disebut ikut turnamen itu," jelas Liestiadi.
Liestiadi menerangkan, rencananya manajemen Gresik bakal menghubunginya untuk membicarakan soal kelanjutan kontrak dan terkait turnamen buatan Kemenpora itu.
"Rencananya pada 11 Juni nanti, saya dan manajemen akan melakukan rapat. Mungkin di saat itu akan dibicarakan soal kelanjutan kontrak saya dan termasuk soal keputusan manajemen untuk ikut turnamen bentukan Kemenpora atau tidak," terang Liestiadi.
Liestiadi memang membutuhkan kepastian terkait kontraknya dan pertandingan bagi anak-anak asuhnya. Selama ini Liestiadi mengetahui akan tetap dipertahankan oleh manajemen dari media.
"Oleh karena itu, saya butuh konfirmasi dari manajemen. Jika sudah ada kepastian, tentunya akan ada langkah lanjutan untuk mengelola tim, agar pemain tidak terlalu lama vakum," tuturnya.
Soal, turnamen bentukan Kemenpora, Liestiadi menyerahkan sepenuhnya kepada manajemen.
"Yang berwenang untuk memutuskan untuk ikut atau tidak adalah ranah manajemen. Saya sebagai pelatih, hanya mengikuti program yang ditetapkan manajemen. Mungkin manajemen sedang memikirkan untuk ikut turnamen itu," papar Liestiadi.
Liestiadi bersikap netral. Yang dipikirkan olehnya hanyalah nasib tim yang sejak konflik antara Menpora dan PSSI, sudah tidak lagi berlatih apalagi bertanding.
"Saya berharap konflik ini bisa segera selesai. Saya dan pemain membutuhkan penghasilan untuk menghidupi keluarga, karena hanya dari sepakbola sajalah kami bisa mendapatkan penghasilan. Sejak adanya force majeure, manajemen hanya membayar gaji kami sampai April," kata Liestiadi.
Sebelumnya Koordinator Pokja Komunikasi Tim Transisi, Zuhairi Misrawi mengatakan, untuk Piala Presiden akan diikuti 12 klub yang berlaga di Liga Super Indonesia (LSI). Namun sayangnya Zuhairi belum bersedia membeberkan nama-nama klub LSI tersebut.
"Piala Presiden ini nanti akan diikuti oleh klub-klub LSI. Sekarang kami sudah mendapatkan 10 peserta dari LSI, tinggal mencari dua klub lagi. Yang pasti saat ini kami sedang menjalani komunikasi intensif dengan mereka," kata Zuhairi.
Soal jadwal turnamen itu, akan diumumkan setelah 11 Juni 2015. Menyusul, Tim Transisi masih menunggu proposal final dari pihak
promotor. Zuhairi pun mengklaim sudah ada empat promotor yang menawarkan diri.
"Kami ingin turnamen ini Piala Presiden bisa secepatnya digelar karena ini arahan dari Presiden. Kami pun terus berkomunikasi dengan klub-klub secara intensif," ujar Zuhairi.