TRIBUNNEWS.COM - Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) La Nyalla Mattalitti mengapresiasi para pemain Timnas Indonesia U-23 yang mencapai semifinal SEA Games 2015 Singapura saat sepakbola nasional dalam konflik.
"Tetap kebanggaan dan ucapan terima kasih, saya haturkan atas perjuangan. Perjuangan kalian sudah maksimal di tengah konflik berkepanjangan yang terjadi di dunia sepak bola kita," kata La Nyalla seperti dilansir tim media PSSI di Jakarta, Senin.
La Nyalla juga berterima kasih atas perjuangan pemain, ofisial, serta pelatih karena telah membawa Indonesia mencapai babak semifinal kendati tidak mendapatkan perolehan medali apapun.
"Saya ucapkan terima kasih kepada semua pemain, manajer tim, dan semua staf yang tergabung dalam Timnas U-23," ujar La Nyalla.
Selain itu La Nyalla juga berharap semua pihak yang berwenang dalam persepakbolaan Indonesia bisa memperbaiki diri dan bangkit dari hasil timnas di SEA Games 2015.
"Kita berharap sepak bola kita bangkit kembali di tengah konflik yang berkepanjangan ini," kata La Nyalla.
Timnas Indonesia U-23 tidak memperoleh medali apapun karena terhenti di babak semifinal dan kalah dalam laga perebutan posisi ketiga. Indonesia menang dalam tiga pertandingan dan kalah tiga kali dari enam laga yang dilakukan selama ajang pesta olahraga Asia Tenggara tersebut.
Indonesia kalah pada laga awal melawan Myanmar dengan skor 2-4, kemudian menang tiga kali berturut-turut saat melawan Kamboja 6-1, Filipina 2-0, dan Sibgapura 1-0.
Setelahnya Indonesia kalah 0-5 dari Thailand di semi final, dan kalah 0-5 melawan Vietnam di laga perebutan posisi ketiga atau medali perunggu.
Pelatih timnas Indonesia U-23 Aji Santoso mengatakan para pemainnya kehilangan konsentrasi menjelang berakhirnya SEA Games 2015 karena memikirkan nasib yang belum jelas terkait berhentinya kompetisi sepak bola di Tanah Air.
"Sangat sulit bagi saya memompa kembali semangat pemain saat mendekati akhir SEA Games ini. Mereka semakin tidak konsentrasi karena tidak tahu setelah ini mau apa dan bagaimana. Ini bukan alasan tapi kenyataan," kata Aji Santoso.