Laporan Wartawan Harian Super Ball, Jun Mahares
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Konflik PSSI dan Kemenpora yang tak kunjung reda semakin menggelisahkan para pelaku sepak bola tak terkecuali bagi pemain Persija Jakarta. Mereka menuntut pertanggungjawaban kepada dua pihak yang bertikai itu pasca jatuhnya sanksi FIFA.
Bagi pemain, pertandingan menjadi hal terpenting. Selain bisa kembali menjalani profesi sebagai pesepak bola, kantong mereka bisa terisi untuk menghidupi keluarga.
Menurut penjaga gawang Persija Andritany Ardhiyasa, konflik antara PSSI dan Kemenpora tidak perlu terjadi jika memang keduanya benar-benar memiliki tujuan unutk memperbaiki sepak bola Indonesia.
"Sebagai pemain sepak bola kami tentu sangat butuh pertandingan. Vakumnya kompetisi otomatis menghentikan sumber pemasukan kami yang berasal dari sepak bola," kata Andritany kepada Harian Super Ball.
Tampil di pertandingan antarkampung (tarkam) akhirnya terpaksa ditempuh pemain berlabel profesional sekalipun. Mereka tidak lagi memikirkan gengsi sebagai pemain Persija atau masih aktif di tim nasional.
Hal senada juga diungkapkan gelandang serang Macan Kemayoran Ramdani Lestaluhu. Terjun di arena tarkam menjadi pilihan terbaik untuk menjaga nalurinya sebagai pesepak bola.
"Tidak kepikiran gengsi untuk main di tarkam. Soalnya yang membuat konflik ini terjadi juga nggak ada tanggung jawabnya. Kalau main di liga pemerintah (Piala Kemerdekaan dan Piala Presiden) juga seperti tarkam, tidak terafiliasi oleh federasi. Bedanya hanya diselenggarakan lebih profesional dan main di stadion," ujar Ramdani.
Kedua pemain itu berharap, konflik PSSI dan Kemenpora segera berakhir dan kompetisi kembali digulirkan. Sebab, pemain yang mumpuni hanya bisa dicapai dari kompetisi yang berkualitas.
"Saya berharap Kemenpora dan PSSI dapat bersatu untuk menghidupkan kembali sepak bola Indonesia yang saat ini sedang mati suri untuk membentuk liga yang berkualitas. Karena, timnas yang tangguh hanya akan tercapai dengan liga yang berkualitas juga," papar Andritany.
"Masalah konflik orang-orang terhormat itu cepat selesailah, pusing. Kami tidak benar-benar mengerti kenapa bisa sampai sejauh ini, tapi itu urusan mereka. Yang penting, pertandingan itu ada," timpal Ramdani.