TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pelatih Agus Yuwono memberikan testimoni yang membenarkan adanya dugaan pengaturan skor dalam Liga Indonesia. Agus yang terakhir kali melatih Persik Kediri tersebut mengaku tiga kali pernah ditawari uang Rp 150 hingga Rp 200 juta oleh seorang warga asing agar tim yang ditanganinya ikut dalam skenario pengaturan skor.
Pertama saat dirinya melatih Persidafon Devonsoro 2012 silam. Dihadapan puluhan wartawan Agus mengaku satu hari sebelum pertandingan dirinya ditawari uang Rp 150 juta agar timnya kalah melawan Periwa Wamena. Karena ingin menang, taawaran tersebut ditolak mentah-mentah oleh Agus.
"Pada 2012 sewaktu saya masih di Persidafon Defonsoro Jaya Pura, sehari sebelum bertemu Persiwa Wamena ada orang datang meminta skor 3-0 atau 3-1," kata Agus di Kawasan Senopati, Jakarta Selatan.
Karena ditolak, orang asing yang mengaku sebagai penghubung bandar tersebut terus menerus mencoba menyuapanya dengan berbicara langsung maupun melalui telepon. Untuk membuainya, menjelang pertandingan, nilai suap dinaikan menjadi Rp 200 juta.
"Orang asing itu datang lagi, dan menaikan tawarannya Rp 50 juta sehingga menjadi Rp 200 Juta, saya menolaknya lagi karena saya ingin main wajar dan itu pertandingan pertama saya," katanya.
Agus mengaku tidak hanya sekali itu saja percobaan suap pengaturan skor datang kepadanya. Saat hijrah ke Pulau Jawa dengan menangani Persegres Gresik United di ajang Insonesia Super league, dua kali tawaran pengaturan skor kembali datang melalui orang yang berbeda.
"Saya di Gresik (Persegres) dua kali alami percobaan, pertama waktu lawan Persik Kediri, saya didatangi orang asing yang juga menawarkan Rp 200 juta asal mau mengikuti aturan mereka. Yang kedua pertandingan berikutnya melawan Barito Putra," tuturnya.
Namun lagi lagi tawaran tersebut ditolak Agus dengan alasan ingin bermain dengan Fair Play. Hanya saja meski ditolak, hasil pertandingan ternyata sesuai dengan keinginan bandar. Ia mengaku tidak tahu apakah penghubung bandar tersebut menyuap langsung kepada pemain atau manajer.
"Saya tidak tahu itu, saya hanya mengatakan apa yang saya alami," pungkasnya.