News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Indonesia Kena Sanksi FIFA

Pelatih Biasanya Tidak Boleh Instruksikan Pemain dari Pinggir Lapangan

Penulis: Taufik Ismail
Editor: Husein Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Agus Yuwono

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pelatih Agus Yuwono mengungkapkan kejadian janggal saat menangani Persegres Gresik United 2012 lalu. Dalam laga yang dirinya pernah ditawari suap pengaturan skor, Agus tidak boleh memberikan instruksi kepada pemain dari pinggir lapangan.

‎"Selama saya di Persegres ada hal aneh, karena biasanya saya selalu berdiri dipinggir Garis. Ketika saya di sana (Persegres) saya harus duduk di bench (bangku pemain dan official tim)," kata Agus di Kawasan Senopati , Jakarta Selatan, Rabu (17/2015).

Selama duduk dibangku bench, asisten pelatihlah yang memberikan instruksi. Padahal menurut Agus yang paling berhak mengatur pemain di lapangan adalah dirinya‎ sebagai pelatih. Dirinya baru bisa keluar apabila ada sinyal instruksi dari tribun penonton tempat para petinggi tim duduk melihat pertandingan.

"‎Cukup aneh bahwa pelatih tidak dapat berdiri di pinggir lapangan. Sesuai aturan pelatih boleh bergantian berdiri di pinggir, tapi ini ada instruksi khusus.," ujarnya.

Agus mengaku dengan kondisi seperti itu dirinya sulit mengendalikan tim. Karena menjadi pelatih haruslah didukung semua aspek, termasuk pemain dan manajer tim.

‎"Pengalaman ini saya sampaikan agar semua mengetahui, bahwa ini tak mudah harus didukung semua apsek. Sehingga ayo sama sama kita brantas ini semua," pungkasnya.

‎Sebelumnya pelatih Agus Yuwono memberikan testimoni yang membenarkan adanya dugaan pengaturan skor dalam Liga Indonesia. Agus yang terakhir kali melatih Persik Kediri tersebut mengaku tiga kali pernah ditawari uang Rp 150 hingga Rp 200 juta oleh seorang warga asing agar tim yang ditanganinya ikut dalam skenario pengaturan skor

‎Meski ditolak Agus mengaku tidak berdaya menangkal pengaturan skor yang terjadi pada laga timnya, 2012 lalu saat menangani Persegres Gresik United. Meski dua kali percobaan suap ditolaknya, hasil pertandingan sesuai dengan keinginan bandar.

Pertama saat timnya melawan Persik Kediri di ajang Indonesia Super League, bandar meminta hasil akhir imbang 1-1 dengan menawarkan uang Rp 200 juta. Permintaan tersebut ternyata sesuai dengan hasil akhir pertandingan padahal Agus telah menolak tawaran tersebut.

"Tapi nyatanya selesai pertandingan hasilnya ternyata sesuai keinginan bandara 1 -1," katanya.

Tidak hanya itu saat melawan Barito Putra dalam ajang yang sama, penolakan Agus terhadap tawaran suap tidak berefek apapun pada hasil pertandingan. Skor akhir melawan Barito sesuai dengan permintaan bandar sebelum pertandingan.

‎"Hasil nya tetap sama sesuai dengan kemauan bandar 2-2," tuturnya.‎

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini