TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG - Adanya laporan dari sebuah LSM yang menyebut bahwa timnas U23 terlibat pengaturan skor (match fixing) saat berlaga di SEA Games 2015 lalu mendapat komentar dari Ferry Rotinsulu, legenda hidup Sriwijaya FC.
Sebagai pemain yang juga pernah merasakan bermain di skuad Garuda, Ferry merasa tidak yakin bahwa juniornya tersebut terlibat dalam skandal memalukan tersebut.
“Saya melihat pertandingannya dan memang saat itu rasanya timnas kita memang kalah kelas. Jadi saya tidak yakin jika disebut kekalahan tersebut merupakan bagian dari match fixing yang sudah diatur oleh bandar,” ujar kiper yang saat ini sudah memutuskan pensiun dari lapangan hijau ini saat ditemui Kamis (18/6) siang.
Apalagi menurutnya, bermain dengan menggunakan garuda di dada merupakan impian dari pesepakbola di tanah air.
“Saya melihat ke dalam diri saya, dulu bercita-cita bermain di ISL terlebih dulu, kemudian merasakan gelar juara. Namun semua itu tidak akan lengkap jika tidak terpanggil ke timnas,” jelasnya.
Karena hal itu, seorang pemain tentu akan berlipat ganda motivasinya saat membela negaranya di lapangan hijau.
“Kenikmatan serta kebanggaannya sangat luar biasa saat kita bertanding membawa nama timnas. Kemarin di SEA Games 2015 pun saya lihat seluruh pemain juga sudah berusaha memberikan yang terbaik,” tambahnya.
Jadi dirinya mengharapkan agar kekalahan yang sudah diderita Indonesia tersebut menjadi bahan evaluasi untuk lebih baik kedepannya dan tidak dikaitkan dengan dugaan match fixing.
“Namun saya mendukung jika ada upaya memberantas match fixing, tentunya harus disertai dengan bukti yang cukup agar pihak kepolisian dapat mengusutnya,” pungkasnya.