TRIBUNNEWS.COM - Empat tahun lalu, Brasil secara mengejutkan terhenti di babak semifinal oleh Paraguay. Pada turnamen yang digelar di Argentina tersebut, Selecao kalah menyakitkan lewat drama penalti oleh lawannya yang sama sekali tak difavoritkan. Langkah Paraguay saat itu terhenti di final oleh Uruguay.
Akhir pekan ini, Selecao akan bertemu kembali dengan Paraguay di babak perempat-final. Peluang untuk membalaskan dendam pun terbuka. Bagaimana pun, di atas kertas, Brasil jelas lebih diunggulkan daripada Paraguay. Catatan pertemuan kedua tim juga memihak Selecao dengan 47 kemenangan dari 78 kali pertemuan di semua kompetisi.
Namun hal itu sama sekali tak membuat Thiago Silva jemawa. Ia merujuk hasil di ajang Copa empat tahun lalu saat mereka harus kalah lewat adu penalti setelah imbang selama 120 menit.
"Paraguay adalah lawan yang berat, siapapun yang menonton Copa America terakhir bisa melihat bahwa mereka lolos ke final dan memang pantas," ujar Silva seperti dikutip Reuters.
Dari tiga pertandingannya di Copa America kali ini, Paraguay tidak terkalahkan, Mengalahkan Jamaika 1-0, dan imbang 2-2 dengan Argentina, serta 1-1 dengan Uruguay.Sebaliknya, sebelumnya mengalahkan Venezuela 2-1, Brasil sempat tersandung saat kalah 0-1 dari Kolombia, menyusul kemenangan 2-1 atas Peru.
Bek Brasil lainnya, Filipe Luis juga menilai Paraguay adalah tim yang bisa menyulitkan mereka. "Kami sudah melihat sedikit permainan mereka saat melawan Uruguay. Ini akan sama sulitnya seperti ketika menghadapi tim-tim lain. Mereka bakal menutup pertahanan dengan dua barisan berisikan empat pemain, membuat banyak pelanggaran, mengacaukan aliran bola kami," tutur pemain asal Chelsea ini.
"Untuk itu, kami harus memaksimalkan kreativitas kami dalam menyerang untuk menembus pertahanan mereka. Gayanya akan sama, dengan mereka bakal datang lewat serangan balik," katanya.
Absennya Neymar hingga Copa berakhir, dinilai bukan sebuah masalah besar. Neymar dikartu merah setelah bertingkah kontroversial terhadap wasit, saat Brasil dikalahkan Kolombia 0-1 beberapa hari lalu.
Tapi kemenangan atas Venezuela, kata pelatih Carlos Dunga, menjadi bukti bahwa tim Samba tetap bisa eksis tanpa kehadiran Ney. Dunga menilai para pemain lain seperti Robinho dan Philippe Coutinho membuktikan mampu mengemban tugas yang ditinggalkan Neymar.
"Kami selalu bekerja untuk memastikan tim ini tidak tergantung hanya pada satu pemain. Kami mencoba memastikan setiap orang bisa membuat perbedaan," kata Dunga dikutip soccerway.