TRIBUNNEWS.COM - Manajemen Persija Jakarta harus bersikap transparan dan terbuka dalam menjalani roda organisasi tim ibu kota.
Sikap transparan yang diterapkan manajemen akan menimalisir munculnya tuntutan dari pemain Persija, seperti yang terjadi belakangan ini.
Imbas dari tidak transparannya pengelola Persija membuat beberapa pemain Persija melakukan aksi mogok latihan. Mereka menuntut hak mereka segera dibayar pengelola Persija.
"Manajemen Persija harus bersikap terbuka supaya tidak timbul tuntutan. Apa saja permintaan pemain, seperti hak-haknya, apa saja yang harus dibayarkan oleh manajemen," kata Peri Sandria, mantan striker Tim Nasional Indonesia, kepada Harian Super Ball, Senin (22/6/2015).
Kata Peri, sikap tidak transparan bukan hanya terjadi di Persija. Menurutnya, banyak klub di Indonesia yang tidak terbuka kepada pemainnya. Bahkan, ada pemain yang sama sekali tidak tahu apa saja hak-hak mereka selama dikontrak klub.
Menurut Peri, hal ini terjadi lantaran kontrak yang dibuat masih jauh dari aturan main.
"Sekarang sebagian besar klub mengontrak pemain menjelang kompetisi sehingga pemain tidak sempat menanyakan apa saja yang diperoleh. Begitu tahu nilai kontrak dia main tanda tangan saja," ujarnya.
Situasi seperti itu, kata Peri, tidak bisa disalahkan kepada manajemen atau para pemain. Ini semua terbentuk karena kondisi. Di satu sisi, klub memang butuh pemain untuk menghadapi kompetisi, sementara pemain juga tidak bisa menolak lantaran menjelang musim baru khawatir tidak dapat klub alias menjadi pengangguran.
Baca Juga di KORAN SUPER BALL, Selasa (23/6/2015)