TRIBUNNEWS.COM - Bagi Evan Dimas, rumor tentang suap yang melanda Indonesia U-23 di SEA games lalu sangat melukai hati seluruh pemain. Sebab, ia yakin tak satu pun pemain yang terlibat dalam pengaturan skor selama di Singapura lalu. Apalagi dikaitkan dengan judi bola.
Mantan kapten timnas U-19 tersebut meminta agar LSM tersebut menunjukkan bukti konkret jika memang ada anggota Indonesia U-23 yang terlibat pengaturan skor.
Evan menyebutkan, sejak awal seluruh pemain hanya memiliki satu tekat, yakni menang dan memenuhi ekspektasi masyarakat Indonesia serta target juara yang dicanangkan PSSI. Ia menyebutkan, seluruh punggawa timnas U-23 sudah berupaya keras dan memberikan seluruh kemampuan terbaiknya.
“Kami merasa perjuangan kami tidak dihargai. Padahal kalau mau fair, lihat saja hasil pertandingan melawan Myanmar, di mana saat itu kami kalah. Dari situ seharusnya mereka bisa mengukur kekuatan kami dan membandingkan dengan Thailand maupun Vietnam yang tampak superior sejak penyisihan,” ucap bintang muda Persebaya itu.
Hal yang sama diutarakan Zulfiandi. Gelandang timnas U-23 asal Persebaya itu menolak isu tersebut. Ia merasa tidak ada satu pun rekannya yang terindikasi masuk dalam lingkaran judi bola.
“Kalau sampai ada yang terlibat, itu konyol. Karena itu sama saja dengan bunuh diri. LSM itu harus membuktikan ucapannya, jangan asal melontarkan isu tapi tidak bisa menunjukkan bukti. Kalau hanya bukti rekaman saja, bisa dibikin sendiri,” selorohnya.
“Saya sedih mendengar ada isu dugaan pengaturan skor. Saya merasa perjuangan selama di Sea Games Singapura tidak dihargai. Padahal, saya dan teman-teman sudah berjuang mati-matian membela nama Indonesia disana,” kata bek Indonesia U-23, Agung Prasetyo
“Saya berharap, orang-orang yang melontarkan isu itu membuktikan dugaannya. Mereka juga harus bertanggungjawab kalau tuduhan itu tidak benar,” ujar Agung Prasetyo, Bek Tengah Indonesia U-23
Mantan kapten timnas U-19 tersebut meminta agar LSM tersebut menunjukkan bukti konkret jika memang ada anggota Indonesia U-23 yang terlibat pengaturan skor.
Evan menyebutkan, sejak awal seluruh pemain hanya memiliki satu tekat, yakni menang dan memenuhi ekspektasi masyarakat Indonesia serta target juara yang dicanangkan PSSI. Ia menyebutkan, seluruh punggawa timnas U-23 sudah berupaya keras dan memberikan seluruh kemampuan terbaiknya.
“Kami merasa perjuangan kami tidak dihargai. Padahal kalau mau fair, lihat saja hasil pertandingan melawan Myanmar, di mana saat itu kami kalah. Dari situ seharusnya mereka bisa mengukur kekuatan kami dan membandingkan dengan Thailand maupun Vietnam yang tampak superior sejak penyisihan,” ucap bintang muda Persebaya itu.
Hal yang sama diutarakan Zulfiandi. Gelandang timnas U-23 asal Persebaya itu menolak isu tersebut. Ia merasa tidak ada satu pun rekannya yang terindikasi masuk dalam lingkaran judi bola.
“Kalau sampai ada yang terlibat, itu konyol. Karena itu sama saja dengan bunuh diri. LSM itu harus membuktikan ucapannya, jangan asal melontarkan isu tapi tidak bisa menunjukkan bukti. Kalau hanya bukti rekaman saja, bisa dibikin sendiri,” selorohnya.
“Saya sedih mendengar ada isu dugaan pengaturan skor. Saya merasa perjuangan selama di Sea Games Singapura tidak dihargai. Padahal, saya dan teman-teman sudah berjuang mati-matian membela nama Indonesia disana,” kata bek Indonesia U-23, Agung Prasetyo
“Saya berharap, orang-orang yang melontarkan isu itu membuktikan dugaannya. Mereka juga harus bertanggungjawab kalau tuduhan itu tidak benar,” ujar Agung Prasetyo, Bek Tengah Indonesia U-23.